Friday, November 20, 2015

MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1

MAKALAH
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN
“PENJUALAN KONSINYASI & HUBUNGAN KANTOR PUSAT DAN CABANG”
Oleh:
ADEKA DEWITA SARI                                                   7133142001
AGUS IRWANTA TARIGAN                                          7133142003
            CICI ANISYAH                                                                   7132142008
            EVA MAIRIZA                                                                   7133142015

A REGULER PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015




A. PENJUALAN KONSINYASI
1. PENGERTIAN
                Penjualan konsinyasi dalam pengertian sehari-hari dikenal dengan sebutan penjualan dengan cara penitipan. Konsinyasi merupakan penyerahan fisik barang-barang oleh pemilik kepada pihak lain, yang bertindak sebagai agen penjual dan biasanya dibuatkan persetujuan mengenai hak yuridis atas barang-barang yang dijual oleh pihak penjual. Pihak yang menyerahkan barang (pemilik) disebut consignor (konsinyor) atau pengamanat sedang pihak yang menerima titipan barang disebut consignee (konsinyi) atau komisioner.
Pihak konsinyor menetapkan perjanjian mengenai penyerahan hak atas barang dan juga hasil penjualan barang-barang konsinyasi. Konsinyi bertanggung jawab terhadap barang-barang yang diserahkan kepadanya sampai barang-barang tersebut terjual kepada pihak ketiga. Hak Konsinyi berhak memperoleh penggantian biaya dan imbalan penjualan dan berhak menawarkan garansi atas barang tersebut. Kewajiban Konsinyi harus melindungi barang konsinyasi, harus menjual barang konsinyasi, harus memisahkan secara fisik barang konsinyasi dengan barang dagangan lainnya, dan Mengirimkan laporan berkala mengenai kemajuan penjualan barang konsinyasi.
Penjualan yang dilakukan secara konsinyasi, merupakan alternatif lain selain penjualan regular, karena keberadaan penjualan konsinyasi yang berbeda dengan penjualan regular, maka diperlukan akuntansi yang berbeda untuk penjualan konsinyasi dengan penjualan regular, sehingga informasi yang disajikan dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya dan tidak menimbulkan informasi yang menyesatkan.
Didalam penjualan konsinyasi hubungan antara pihak konsinyor dan pihak konsinyi menyangkut hubungan antara pihak pemilik dan agen penjual. Dari segi pengamanat transaksi transaksi pengiriman barang-barang kepada konsinyi, biasa disebut “barang-barang konsinyasi”. Sedangkan dari pihak komisioner untuk mencatat transaksi yang berhubungan dengan barang-barang milik pengamanat yang dititipkan kepadanya biasa disebut “barang-barang komisi”. Terhadap penyerahan barang atas transaksi konsinyasi, pada umumnya disusun suatu kontrak atau perjanjian tertulis yang menunjukkan sifat hubungan pihak yang menerima barang-barang.                                        

Terhadap hak pemilikan atas barang dalam transaksi konsinyasi, perlakuan akuntansinya harus dibedakan dari transaksi penjualan. Terdapat 4 hal karakteristik dari transaksi
konsinyasi yang merupakan perbedaan perlakuan akuntansinya dengan transaksi penjualan,
yaitu:
a. Karena hak milik atas barang masih berada pada pengamanat, maka barang konsinyasi
    harus dilaporkan sebagai persediaan oleh pengamanat dan t idak boleh diperhitungkan
    sebagai persediaan oleh pihak komisioner.
b. Pengiriman barang konsinyasi t idak mengakibatkan timbulnya pendapatan dan
    tidak boleh dipakai sebagai kriteria untuk mengakui timbulnya pendapatan, baik bagi
    pengamanat maupun bagi komisioner sampai dengan saat barang dapat dijual kepada
    pihak ketiga.
c. Pihak pengamanat sebagai pemilik tetap bertanggung jawab sepenuhnya terhadap
    semua biaya yang berhubungan dengan barang konsinyasi sejak saat pengiriman sampai
    dengan saat komisioner berhasil menjualnya kepada pihak ketiga. Kecuali ditentukan lain
    dalam perjanjian di antara kedua belah pihak yang bersangkutan.
d. Komisioner dalam batas kemampuannya berkewajiban untuk menjaga keamanan dan
    keselamatan barang-barang komisi yang diterimanya itu. Oleh sebab itu administrasi yang
    tertib harus diselenggarakan hingga saat ia berhasil menjual barang tersebut.

Transaksi dengan cara penjualan konsinyasi mempunyai keuntungan-keuntungan tertentu dibandingkan dengan penjualan secara langsung barang-barang kepada perusahaan pengecer atau kepada pedagang.
Adapun keuntungan dengan penjualan konsinyasi bagi konsinyor:
1. Konsinyasi merupakan suatu cara untu lebih memperluas pasaran yang dapat dijamin oleh  seorang produsen, pabrikan atau distributor, terutama apabila :
a.       Barang-barang yang bersangkutan baru diperkenalkan, permintaan produk tidak menentu dan belum terkenal.
b.      Penjualan pada masa-masa yang lalu dengan melalui dealer tidak menguntungkan.
c.       Harga barang menjadi mahal dan membutuhkan investasi yang cukup besar bagi pihak dealer apabila ia harus membeli barang-barang yang bersangkutan.
2. Resiko-resiko tertentu dapat dihindarkan pengamanat. Barang-barang konsinyasi tidak ikut   disita apabila terjadi kebangkrutan pada diri komisioner sehingga resiko kerugian dapat ditekan.
3. Harga barang yang bersangkutan tetap dapat dikontrol oleh pengamanat, hal ini disebabkan kepemilikan atas barang tersebut masih ditangan pengamanat sehingga harga masih dapat dijangkau oleh konsumen.
4. Jumlah barang yang dijual dan persediaan barang yang ada digudangkan mudah dikontrol sehingga resiko kekurangan atau kelebihan barang dapat ditekan dan memudahkan untuk rencana produksi.

Sedangkan bagi komisioner lebih menguntungkan dengan cara penjualan konsinyasi karena alasan-alasan sebagai berikut :
1. Komisioner tidak dibebani resiko menaggung kerugian bila gagal dalam penjualan barang-  barang konsinyasi.
2. Komisioner tidak mengeluarkan biaya operasi penjualan konsinyasi karena semua biaya akan diganti/ditanggung oleh pengamanat.
3. Kebutuhan akan modal kerja dapat dikurangi, sebab komisioner hanya berfungsi sebagai penerima dan penjual barang konsinyasi untuk pengamanat.
4. Komisioner berhak mendapatkan komisi dari hasil penjualan barang konsinyasi.

2. Hak dan Kewajiban yang berhubungan dengan Perjanjian Konsinyasi
           Ketentuan perjanjian konsinyasi pada umumnya dinyatakan secara tertulis yang
menekankan sifat hubungan kerjsama antara kedua pihak, meliputi :
· Komisi Penjualan
· Syarat-syarat pembayaran dan penyerahan barang
· Pengumpulan piutang dan tanggung jawab atas kerugian karena piutang tidak dapat
  tertagih
· Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh komisioner dalam rangka penerimaan,
   penyimpangan dan penjualan barang, penyelesaian kepada pengamanat
· Bentuk serta jangka waktu (periode) laporan yang harus disajikan kepada pihak
   pengamanat.
6
Ketentuan umum yang diatur oleh Undang-undang (hukum) yang berlaku di
dalam dunia perdagangan, sbb:
a. Hak-hak Komisioner
1) Komisioner berhak untuk mendapatkan komisi dan penggantian biaya yang
        dikeluarkan untuk menjual barang titipan tersebut, sesuai perjanjian. Komisi dan
        biaya yang mendapatkan penggantian biasanya dikurangkan langsung dari hasil
        penjualan sebelum penyelesaian keuangan dengan pengamanat dilaksanakan.
2) Dalam batas tertentu biasanya komisioner diberikan hak untuk memberikan
         jaminan terhadap kualitas barang yang dijualnya.
3) Untuk menjamin pemasaran barang yang bersangkutan komisioner berhak
         memberikan syarat-syarat pembayaran kepada langganan seperti yang berlaku
         pada umumnya untuk barang-barang yang sejenis, meskipun pengamanat dapat
         mengadakan pembatasan-pembatasan yang harus dinyatakan dalam perjanjian.
b. Kewajiban Komisioner
1) Melindungi keamanan dan keselamatan barang-barang yang diterima dari pihak
         pengamanat.
2) Mematuhi dan berusaha semaksimal mungkin untuk menjual barang milik
     pengamanat sesuai perjanjian. Komisioner harus menjual barang tersebut
     dengan harga yang dinyatakan dalam perjanjian sedemikian rupa sehingga tidak
     merugikan kepentingan pengamanat. Demikian pula dengan syarat pembayaran
     yang tidak diatur secara spesifik dam perjanjian.
3) Mengelola secara terpisah baik dari segi pisik maupun administrasi terhadap
         barang pengamanat, sehingga identitas barang tersebut tetap dapat diketahui
         setiap saat.
4) Membuat laporan secara periodik tentang barang-barang yang diterima, berhasil
         dijual dan yang masih dalam persediaan serta mengadakan penyelesaian
         keuangan sesuai perjanjian.

3. Masalah Akuntansi Bagi Komisioner
Prosedur akuntansi yang diikuti oleh komisioner tergantung pada :
a. Apakah transaksi konsinyasi dicatat secara terpisah sehingga pendapatan dan laba dari   konsinyasi ditentukan secara terpisah dari laba (rugi) dari kegiatan penjualan reguler.
b. Transaksi konsinyasi tidak dicatat secara terpisah dari transaksi penjualan reguler dari  perusahaan komisioner, sehingga tidak dibedakan antara laba konsinyasi daengan laba (rugi) dari penjualan reguler.
4. Masalah Akuntansi Bagi Konsinyor/Pengamat
Prosedur akuntansi yang akan diikuti oleh pihak pengamanat tergantung pada :
a. Rekening-rekening pembukuan atas transaksi konsinyasi (Hasil Penjualan, Harga Pokok     Penjualan dan Biaya-biaya yang bersangkutan) itu deselenggarakan; dalam hal ini terdapat 2 alternatif sbb:
1) Diselenggarakan terpisah dari transaksi penjualan reguler.
2) Tidak diselenggarakan secara terpisah dari transaksi penjualan reguler.
b. Metode administrasi barang-barang dagangan; dalam hal ini juga terdapat 2 alternatif
    sbb:
1) Metode Perpetual
2) Metode Phisik
5. Metode Pencatatan Penjualan Konsinyasi
Metode pencatatan atas transaksi penjualan konsinyasi terdapat prosedur-prosedur pembukuan tersendiri yang biasanya diikuti oleh pihak konsinyor. Pada prinsipnya pendapatan dalam konsinyasi diakui pada saat penjualan terhadap barang-barang konsinyasi dilakukan oleh konsinyi kepada pihak ketiga. Jika konsinyor membutuhkan laporan penjualan dan untuk mengetahui laba atau rugi penjualan barang-barang konsinyasi, maka pencatatannya harus diselenggarakan terpisah dari transaksi penjualan reguler.
Dalam metode administrasi barang-barang dagangan, terdapat dua alternatif, yaitu metode perpetual dan phisik. Apabila transaksi konsinyasi dicatat terpisah dari transaksi lain, maka metode apapun yang dipakai, pihak konsinyor harus menyelenggarakan rekening “barang-barang konsinyasi”. Apabila transaksi konsinyasi tidak dicatat terpisah dari transaksi lain, maka pengiriman barang-barang konsinyasi dicatat dalam memorandum.
Untuk setiap perjanjian dalam transaksi konsinyasi rekening barang-baranng yang dititipkan pada konsinyi pada dasarnya adalah rekening barang-barang konsinyasi yang merupakan persediaan bagi konsinyor. Apabila pihak konsinyor menghendaki laba atas penjualan konsinyasi harus ditetapkan tersendiri, maka rekening barang-barang konsinyasi untuk masing-masing konsinyi dibebani harga pokok barang yang dikirimkan kepada konsinyi dan semua biaya yang berkaitan dengan konsinyasi.
            Jika penjualan telah dilakukan oleh konsinyi maka rekening ini di kredit. Laba atau rugi atas penjualan konsinyasi akhirnya dipindah bukukan dari perkiraan laba atau rugi konsinyasi keperkiraan laba atau rugi konsinyasi keperkiraaan laba atau rugi biasa yang mengikhtisarkan hasil netto dari semua aktifitas. Sedangkan apabila pihak konsinyor menghendaki transaksi konsinyasi harus disatukan dengan transaksi biasa lainnya dan laba atau rugi usaha juga harus dihitung menyatu, maka pendapatan dan biaya penjualan konsinyasi dibukukan dalam perkiraan yang mengikhtisarkan kegiatan usaha bersama.




                I.            Pencatatan Untuk Konsinyasi Yang Terselesaikan Dengan Tuntas (Komplit).
   Apabila dalam suatu perjanjian konsinyasi tersebut telah selesai pada saat pihak konsinyor akan menyusun laporan keuangan diakhir periode aakuntansi maka prosedur pencatatan dan pos-pos jurnal harus dibuat oleh konsinyor atas pengiriman barang-barang, penjualan barang-barang, pembayaran biaya-biaya, dan penyelesaian keuangan, oleh pihak konsinyi kepada konsinyor adalah sebagai berikut:
a. Pencatatan pada buku konsinyor jika transaksi konsinyasi diselenggarakan terpisah dari   transaksi penjualan biasa.
   Dalam metode ini transaksi-transaksi konsinyasi dipisahkan pencatatannya dari transaksi reguler sehingga laba/pendapatan dari penjualan barang konsinyasi pencatatannya juga dipisahkan. Untuk mengikuti aliran barang konsinyasi dibuat rekening konsinyasi keluar yaitu rekening untuk menampung seluruh transaksi yang terjadi pada barang konsinyasi.
1) Pengiriman barang konsinyasi kepad konsinyi, akan dijurnal sebagai berikut :
Konsinyasi Keluar – Pengiriman barang       XXX
Persediaan barang                 XXX
2) Biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan transaksi konsinyasi, akan dijurnaal sebagai    berikut :
Konsinyasi Keluar -biaya Komisi                 XXX
Kas                                       XXX
3) Transaksi-transaksi pihak Konsinyi
Pihak Konsinyor tidak menyusun pos jurnal untuk transaksi-transaksi pihak konsinyi, sampai ia menerima suatu laporan dari pihak konsinyi. Transaksi tersebut antara lain :
 Biaya pihak konsinyi yang ditetapkan dalam konsinyasi
 Penjualan oleh pihak konsinyi
 Pembebanan komisi oleh pihak konsinyi

4) Laporan penjualan konsinyasi oleh pihak konsinyi, yang dicatat oleh pihak konsinyor dijurnal sebagi berikut :
Piutang Komisioner                                        XXX
Konsinyasi Keluar-biaya komisi                     XXX
Konsinyasi keluar-Penjualan               XXX

5) Pengiriman uang kas dari konsinyi, akan dijurnal sebagai berikut :
Kas                                                      XXX
Konsinyasi Keluar-Penjualan              XXX
6) Menutup rekening pendapatan dan biaya
Konsinyasi Keluar-Penjualan              XXX
Konsinyasi Keluar-biaya komisi         XXX
Laba konsinyasi                                  XXX
7) Memindahkan saldo perkiraan pengiriman barang-barang konsinyasi ke laba-rugi
laba konsinyasi                                    XXX
Laba-Rugi                                           XXX

Apabila barang-barang konsinyasi yang dititipkan pada konsinyi dapat terjual seluruhnya sampai akhir periode, maka pihak konsinyor melakukan penutupan buku terhadap perkiraan nominal transaksi konsinyasi ke sebuah perkiraan laba dan rugi konsinyasi. Saldo pada perkiraan laba dan rugi konsinyasi selanjutnya ditutup pada perkiraan laba dan rugi umum. Saldo pada perkiraan laba dan rugi dari penjualan konsinyasi yang akhirnya dipidahkan keperkiraan modal.

b.   Pencatatan pada buku konsinyor jika transaksi konsinyasi tidak diselenggaraka
    terpisah dari transaksi penjualan biasa.
Apabila konsinyor dalam mencatat penjualan konsinyasi mengunakan metode laba tak terpisah, maka semua rasaksi konsinyasi pencatatannya tidak terpisahkan dengan pencatatan transaksi penjualan reguler. Akibatnya dalam metode ini tidak akan timbul rekening baru tunuk mencatat transaksi barang konsinyasi tersebut.
Transaksi yang berhubungan dengan barang konsinyasi, akan dicatat seperti transaksi penjualan biasa sehingga pada saat barang konsinyasi tersebut dijual kepada pihak ketiga, perlu diadakan pencatatan harga pokok penjualan oleh konsinyor.
a) Pengiriman barang-barang kepada konsinyi
“tidak ada jurnal (hanya dalam memo)
b) Biaya konsinyor yang ditetapkan pada konsinyi, meliputi biaya angkut, biaya pengepakan, akan dijurnal :
Biaya-biaya                 XXX
Kas                              XXX

c) Transaksi-transaksi pihak konsinyi
Dalam hal transaksi-transaksi pada pihak konsinyi, pihak konsinyor tidak menyusun jurnal sampai pihak konsinyor menerima laporan dari pihak konsinyi. Transaksi yang terjadi pada konsinyi sehubungan dengan aktifitas penjualan konsinyasi tersebut adalah :
 Biaya pihak konsinyi yang ditetapkan pada konsinyasi
 Penjualan oleh pihak konsinyasi
 Pembebanan komisi oleh pihak konsinyi
d) Laporan penjualan konsinyi oleh pihak konsinyi kepada konsinyor
    Mencatat hasil penjualan :
Piutang komisioner                 XXX
Biaya promosi                         XXX
Biaya komisi                           XXX
Penjualan konsinyasi               XXX
e) Pengiriman uang kas dari konsinyi
Kas                                          XXX
Penjualan                                 XXX
Contoh:

Akuntansi untuk Konsinyasi yang telah selesai :

Pihak Konsinyi (PT.Z) :

Transaksi

Laba Terpisah
Laba Disatukan
06/06/X0 :
Pengiriman 10 unit brg dengan harga pokok Rp. 50.000/unit.
Memo : diterimanya 10
              unit barang
Memo : diterimanya 10
              unit barang
06/06/X0:
Biaya angkut ke konsinyi Rp. 60.000


06/06 s/d 20/07/X0 :
Biaya Angkut konsinyi ke konsumen Rp. 25.000
Kons.Masuk-PT.X  Rp.25
       Kas                      Rp. 25 
PT. X           Rp.25
     Kas                Rp. 25
06/06 s/d 20/07/X0 :
Penjualan 10 unit barang @ Rp. 85.000 dengan komisi 20%
Kas               Rp. 850
     Kons. Masuk-X Rp.850
Kas              Rp.850
     Penjualan       Rp. 850
Pembelian   Rp. 680
        PT. X             Rp. 680
20/07/X0 :
Komisi penjualan (20% dari Rp. 850.000)
Kons.Masuk-X  Rp.170
     Kom.Penj.Kons.Rp.170

20/07/X0 :
Pengiriman uang hasil penjualan ke konsinyor
Kons.Masuk-X Rp.655
     Kas                    Rp.655
PT. X          Rp. 655
      Kas                Rp. 655

Consignor mencatat transaksi konsinyasi, dimana timbul akun baru yaitu consignment out  (barang konsinyasi) untuk mencatat penjualan konsinyasi, harga pokok penjualan barang konsinyasi, biaya  yang berhubungan dengan penjualan konsinyasi seperti ongkos angkut local dan antar daerah.
Pihak Konsinyor (PT. X) :

Transaksi

Laba Terpisah
Laba Disatukan
06/06/X0 :
Pengiriman 10 unit brg dengan harga pokok Rp. 50.000/unit.
Kons.Kel-PT.Z Rp.500
      Peng.kons.        Rp.500
Memo : dikirimkan 10
              unit barang dng
              HJ Rp. 85, kom.
              20%
06/06/X0:
Biaya angkut ke konsinyi Rp. 60.000
Kons.Kel-PT.Z Rp. 60
      Bi. Angkut        Rp. 60

06/06 s/d 20/07/X0 :
Biaya Angkut konsinyi ke konsumen Rp. 25.000


06/06 s/d 20/07/X0 :
Penjualan 10 unit barang @ Rp. 85.000 dengan komisi 20%


20/07/X0 :
Komisi penjualan (20% dari Rp. 850.000)


20/07/X0 :
Pengiriman uang hasil penjualan ke konsinyor
Kas                   Rp.655
Kons.Kel.-PT.ZRp.195
      Kons.Kel-PT.Z Rp. 850

Kons.Kel-PT.Z Rp. 95
   Laba Kons.        Rp.  95
Kas                 Rp. 655
PengangkutanRp. 25
Komisi            Rp. 170
   P  enjualan         Rp. 850

             II.            Pencatatan Untuk Konsinyasi Yang Tidak Terselesaikan Dengan Tuntas (Tidak   Komplit)
        Apabila pihak konsinyor perlu menyusun laporan keuangan pada akir periode akuntansi sedangkan jangka waktu perjanjian konsinyasi masih berlangsung atau belum semuanya barang-barang konsinyasi berhasil dijual oleh konsinyi. Maka diperlukan penyesuaian terhadap biaya-biaya yang terkait pada sebagaian produk belum terjual. Masalah-masalah yang timbulpun akan berbeda jika perjanjian penjualan konsinyasi belum terselesaikan dengan tuntas sampai akhir periode akuntansi.
Adapun pembahasannya adalah sebagai berikut :
a.      pencatatan pada buku konsinyor jika transaksi konsinyasi diselenggarakan terpisah  dari transaksi penjualan biasa.
     Pada akhir periode keuangan konsinyor membukukan laporan penjualan konsinyasi. Agar ia dapat membukukan laba atau rugi atas penjualan barang-barang konsinyasi sampai tanggal tersebut. Metode pencatatan terhadap transaksi konsinyasi dicatat dengan cara seperti dalam perjanjian konsinyasi yang diselenggarakan dengan tuntas, hanya besarnya penjualan konsinyasi dicatat sebesar jumlah barang-barang konsinyasi yang terjual. Pencatatan biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh konsinyor maupun konsinyi yang berkaitan dengan penjualan barang-barang konsinyasi harus dialokasikan masing-masing pada barang-barng yang telah terjual maupun pada barang-barang yang belum terjual.
Penyerahan barang-barang kepada konsinyi yang semula dibukukan dengan mendebet perkiraan konsinyasi keluar-pengiriman barang konsinyasi, pada saat penjualan dilakukan saldo barang konsinyasi dikredit sebesar harga pokok barang-barang konsinyasi yang dijual oleh konsinyi. Hal ini menyebabkan perkiraan barang-barang konsinyasi masih mengandung saldo debet. Saldo debet ini menyatakan harga pokok barang barang dan biaya-biaya lain-lain yang dibebankan pada barang konsinyasi yang belum terjual. Saldo dalam perkiraan barang-barang konsinyasi dicantumkan dalam neraca sebagai bagian dari persediaan akhir perusahaan.
b.      Pencatatan pada buku konsinyor jika transaksi tidak diselenggarakan terpisah dari transaksi penjualan biasa.
Apabila transaksi konsinyasi pencatatannya tidak ditetapkan tersendiri atau disatukan dengan transaksi penjualan biasa, maka pihak konsinyor membukukan terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan hasil penjualan konsinyasi kedalam buku-buku pihak konsinyor dengan mendebet perkiraan biaya-biaya yang bersangkutan. Namun apabila barang-barang konsinyasi yang dititipkan pada konsinyi belum terjual, maka biaya-biaya yang masih melekat pada barang-barang konsinyasi yang belum terjual seluruhnya, maka biaya-biaya tersebut harus ditangguhkan pembebanannya.
Jika konsinyor menggunkan metode perpetual, maka penyerahan barang-barang kepada konsinyi dicatat dalam memorandum. Apabila diterima laporan perhitungan penjualan dari konsinyi, diperlukan sama seperti bila terjadi penjualan reguler. Pos jurnal pada saat tutup buku disertai dengan pos jurnal yang menagguhkan biaya-biaya yang berkaitan dengan produk yang belum terjual, yaitu dengan mendebet perkiraan biaya yang ditangguhkan pembebanannya sebesar alokasi biaya untuk barang yang belum terjual dan mengkredit perkiraan biaya-biaya yang masih melekat pada produk yang belum terjual.
CONTOH:
Akuntansi untuk Konsinyasi yang tidak selesai :
Pihak Konsinyi (PT.Z) :

Transaksi

Laba Terpisah
Laba Disatukan
06/06/X0 :
Pengiriman 10 unit brg dengan harga pokok Rp. 50.000/unit.
Memo : diterimanya 10
              unit barang
Memo : diterimanya 10
              unit barang
06/06/X0:
Biaya angkut ke konsinyi Rp. 60.000


06/06 s/d 30/06/X0 :
Biaya Angkut konsinyi ke konsumen Rp. 25.000
Kons.Masuk-PT.X  Rp.25
   Kas                      Rp. 25 
PT. X           Rp.25
   Kas                Rp. 25
06/06 s/d 30/06/X0 :
Penjualan 6 unit barang @ Rp. 85.000 dengan komisi 20%
Kas               Rp. 510
     Kons. Masuk-X Rp.510
Kas              Rp.510
      Penjualan       Rp. 510
Pembelian   Rp. 408
      PT. X             Rp. 408
30/06/X0 :
Komisi penjualan (20% dari Rp. 510.000)
Kons.Masuk-X  Rp.102
   Kom.Penj.Kons.Rp.102

30/06/X0 :
Pengiriman uang hasil penjualan ke konsinyor
Kons.Masuk-X Rp.383
   Kas                    Rp.383
PT. X          Rp. 383
   Kas                Rp. 383

Pihak Konsinyor (PT. X) :

Transaksi

Laba Terpisah
Laba Disatukan
06/06/X0 :
Pengiriman 10 unit brg dengan harga pokok Rp. 50.000/unit.
Kons.Kel-PT.Z Rp.500
       Peng.kons.        Rp.500
Memo : dikirimkan 10
              unit barang dng
              HJ Rp. 85, kom.
              20%
06/06/X0:
Biaya angkut ke konsinyi Rp. 60.000
Kons.Kel-PT.Z Rp. 60
      Bi. Angkut        Rp. 60

06/06 s/d 30/06/X0 :
Biaya Angkut konsinyi ke konsumen Rp. 25.000


06/06 s/d 30/06/X0 :
Penjualan 6 unit barang @ Rp. 85.000 dengan komisi 20%


30/06/X0 :
Komisi penjualan (20% dari Rp. 510.000)


30/06/X0 :
Pengiriman uang hasil penjualan ke konsinyor
Kas                   Rp.383
Kons.Kel.-PT.ZRp.127
      Kons.Kel-PT.Z Rp. 510
Kons.Kel-PT.Z Rp. 57
      Laba Kons.        Rp.  57
Kas                 Rp. 383
PengangkutanRp.    15
Komisi            Rp. 102
Brg. Kons.      Rp.   10
       Penjualan         Rp. 510
Brg.Kons.       Rp. 224
       L/R                   Rp.200
        Bi. Angkut       Rp.  24

Perhitungan Pembebanan Biaya :

Total
Bi. 6 Unit
Bi. 4 Unit
Biaya Konsinyor :
   HPP Konsinyasi
   Angkutan ke konsinyi
Biaya Konsinyi :
   Biaya angkut
   Komisi

Rp. 500.000
Rp.   60.000

Rp.   25.000
Rp. 102.000

Rp. 300.000

Rp.   36.000

Rp.   15.000
Rp. 102.000

Rp. 200.000
Rp.   24.000

Rp.   10.000

Total :
Rp. 687.000
Rp. 453.000
Rp. 234.000

Perkiraan Rekening Konsinyasi Keluar PT. Z :
06/06 Pengiriman
06/06 Pengangkutan
30/06 Bi. angkut Rp.  25
          Komisi      Rp.102
30/06 Laba

Rp. 500.000

Rp.   60.000

Rp. 127.000
Rp.   57.000
30/06 penjualan 6 unit
30/06 HPP 4unit Rp.200
          Angkutan  Rp. 24
          Bi.Angkut Rp. 10

Rp. 510.000



Rp. 234.000

Rp. 744.000


Rp. 744.000

01/07 Saldo HPP 4 unit

Rp. 234.000





















B.   HUBUNGAN KANTOR PUSAT DAN CABANG
        Hubungan Pusat-Cabang yaitu hubungan  antara  kantor pusat (utama) dengan kantor pengembangan/ perwakilan yang  skala usahanya lebih  kecil dan  merupakan bagian dari  kantor pusat tersebar di daerah-daerah lain
Terdapat perbedaan pengertian antara Cabang dan Agen :
KANTOR CABANG
§  Struktur organisasi dan kegiatan tidak terlepas dari kantor pusat. Sehingga kantor  cabang bertanggungjawab penuh atas segala aktivitasnya ke manajemen kantor pusat.
§  Kegiatan  kantor cabang tidak terbatas pada usaha untuk memperoleh pesanan saja tetapi juga usaha untuk memenuhi pesanan yang dpt diambil dari persediaan sendiri maupun persediaan kantor pusat.
§  Investasi kantor pusat ke cabang tidak hanya sebatas modal kerja saja tetapi semua fasilitas yang dibutuhkan dalam mendirikan kantor cabang dan permulaan operasinya kantor cabang
AGEN
§  Struktur organisasi dan kegiatan terlepas dari kantor pusat atau berdiri sendiri.  Oleh karena itu satu kantor agen dapat mengageni beberapa perusahaan. Sehingga kantor agen tidak bertanggungjawab ke kantor pusat  tetapi bertanggungjawab pengelola agen.
§  Kegiatan  kantor agen tidak terbatas pada usaha untuk memperoleh pesanan dan calon pembeli saja. Dengan demikian agen hanya sebagai fungsi pemasarnya saja.
§  Investasi kantor pusat ke agen hanya sebatas modal kerja saja.
OPERASI AGEN PENJUAL
Agen penjual semata – mata beroperasi hanya sebagai organisasi penjual lokal di bawah pengawasan langsung kantor pusat, pada dasarnya tidak menyelengarakan persedian. Agen penjual biasanya diberi dana kerja yang digunakan untuk membayar biaya yang dapat dibayar dengan mudah melalui agen penjual. Pesanan untuk barang dagangan yang diperoleh agen penjual dikirimkan kekantor pusan untuk disetujui, jika harga jual dan syarat kredit dapa diterima, maka kantor pusat mengisi pesanan ini dan mengirimkan barangnya kepada pelanggan bersangkutan. Kantor pusat dapat mengembang tanggung jawab untuk memelihara piutang usaha yang timbul dari penjualan, untuk memfaktur pelanggan, dan untuk melakukan penagihan. Beban operasi angen pejual lainya selain beban operasi yang dibayar oleh agen penjual dari dana kerjanya dipenuhi oleh kantor pusat.
1.      AKUNTANSI UNTUK AGEN PEJUAL
Agen penjual tidak membutuhkan penyelengaraan seperangkat buku yang lengkap. Biasanya agen pejual sudah cukup dengan menyelengarakan ikhitisar penerimaan dan pengeluaran dan kerja serta catan pejualan agen. Dalam menggunakan sistem imperst kantor pusat menulis sebuah cek kepada agen penjual sebesar dana kerja yang dicatat dalam buku kantor pusat dengan mendebet perkiraan dana kerja agen penjual dan mengkredit perkiraan kas. Jika dana itu sudah menipis dan juga pada tiap akhir periode fiskal dengan meminta pengisi kembali dana kerja dengan disertai laporan pengeluaran pos per pos dan otentik serta voucher yang dibayar. Kantor pusat mendebet perkiraan atau beban atau perkiraan lainya, dan mengkredit Kas.

CONTOH:
Asumsikan bahwa pada tanggal 1 Maret, General Traders Inc membentuk sb=ebuah agen penjual di Toledo. Pendapatan dan beban agen penual ini dicatat dalam perkiraan tersendiri untuk agen penjual ini, dan hasil operasi agen penjual serta kantor pusat di tetapkan pada tiap akhir bulan.Transaksi agen penjual untuk bulan maret dan ayat jurnalnya dalam buku kantor pusat sbb:
Transksi Agen pejual
Buku Kantor Pusat
1 Maret
penerimaan dane kerja dari kantor pusat
Dana kerja-Agen Penjual Toledo    1000
       Kas                                                    1000
1-31 Maret
pesanan yang dikirimkan oleh agen pejual yang
disetujui dan diisi oleh kantor pusat.
Piutang Usaha ……………….      5.000
      Piutang Penj A.P Toledo…….        5.000
Penagihan oleh kantor pusat terhadap agen pejual
Kas …………………….               3.000
     Piutang Usaha ……………..          3.000
Pengeluaran kas oleh kantor pusat untuk
kepentingan agen pejual
Gaji dan Komisi A.P.Toledo            250
Sewa A.P.Toledo…………              200
        Bahan-bahan iklan A.P.Toledo       450
31 Maret
Pengisian kembali dana kerja oleh kantor pusat,
berdasarkan pembayaran voucher beban yang
dikirimkan oleh agen penjual
Gaji dan Komisi A.P.Toledo            350
Macam-macam biaya A.P.Toledo    200
   Kas………………………………       550
Ayat-ayat jurnal yang mengikhtisarkan trasaksi agen
pejual
Data unutuk penyesuaian agen pejual harga
pokok barang yang ditetapkan pada pejualan oleh
agen pejual 3.500. Bahan iklan yang ada mendekati
2/3 yang diterima.
Harga Pokok Penjualan A.P
Toledo                                              5.500
          Pengirman Barang Dagangan
          A.P Toledo………………             3.500
 Pemakian bahan iklan A.P
 Toledo…………………...               150
          Bahan iklan A.P.Toledo                   150
Penjualan A.P.Toledo…..              5.500
          Laba dan Rugi A.P.Toledo            5.500
Laba dan Rugi A.P.Toledo….      4.650
        Harga Pokok Penjualan A.P
        Toledo……………………                 3.500
        Gaji dan Komisi A.P.Toledo                 600
        Sewa A.P.Toledo                                   200
        Pemakian Bahan Iklan A.P
       Toledo……………………                     150
       Macam-macam biaya A.P
       Toledo……………………                     200
 Laba dan Rugi A.P.Toledo……..      350
       Ikhtisar Rugi Laba………..                   350



Harga pokok barang yang dijual oleh agen pejual dicatat dengan mendebet perkiraan harga pokok Penjual – Agen Penjulan dan mengkredit perkiraan pengiriman barang barang dagangan dikurangkan dari jumlah persediaan awal dan pembelian kantor pusat. Setelah ayat jurnal penyesuain disusun, maka perkiraan pendapatan dan beban agen penjual ditutup pada perkiraan Ikhtisar rugilaba agen penjual dan kemudian dipindahkan ke perkiraan rugi laba umum, dimana laba atau rugi kegiatan kantor pusat juga akan diikhtisarkan.



OPERASI CABANG
Kantor pusat melengkapi cabang dengan uang kas, barang dagangan, dan aktiva lainya yang mungkin, kantor cabang dapat membeli barang dagangannya dari pihak luar dalam memenuhi
kebutuhan lokal tertentu, untuk barang yang tidak tersedia dari unit afiliasi. Cabang mengirimkan barang dagangan, memfaktur pelangganya, dan melakukan penagihan atas piutang usaha, dan jumlah yang didepositokan ke rekening banknya sendiri yang digunakan unuk pembelian barang dan jasa.

2.      AKUNTANSI UNTUK CABANG
Sistem akutansi untuk cabang dapat menetapkan:
1. Penyelenggaraan catatan cabang di kantor pusat
2. Penyelenggaraan catatan cabang baik dicabang maupun di kantor pusat
3. Penyelenggaraan catatan cabang di cabang sendiri

Penyeleggaraan Catatan Cabang di Cabang Sendiri
Sistem akuntansi cabang diselenggarakan dicabang itu sendiri. Cabang menyelengarakan buku pencatatan asli dan membukukanya dalam catatan buku besar. Laporan keuangan yang disusun secara berkala dan dikirimkan ke kantor pusat. Laporan keuangan yang dikirimkan oleh cabang biasanya diperiksa oleh internal perusahaan.
Ilustrasi:
Sebagai ilustrasi akuntansi bagi operasi cabang, bahw pada tanggal 1 Oktober Southem Supply Company of Los Angeles membuka cabang pertamanya di San Diego. Cabang harus menyelenggarakan buku tersendiri dan harus mengirimkan laporan keuangan ke kantor pusat pada tiap akhir bulan. Barang dagangan harus difaktur dengan harga pokok. Invetaris cabang harus dimasukan kekantor pusat dalam buku kantor pusat. Cabang harus dibebani bunga 6% diatas investasi kantor pusat dicabang ini pada awal tahun. Ayat jurnal dapat buku kantor pusat dan cabang diperlihatkan sebagai berikut:








Transaksi Kantor Pusat
Buku Kantor Pusat
Buku Cabang
1 Oktober
(1) Penerimaan uang kas
dari kantor pusat
Cabang No.1…..$6.000
    Kas…………..        $6.000
Kas …………. $$6.000
     Kantor Pusat       $6.000
(2) Penerimaan barang
dagangan dari kantor pusat
yang difakutr dengan harga
Pokok
Cabang No.1…..  $12.000
     Pengiriman barang
     Dagangan ke cabang
     No.1                       $12.000
Pengiriman barang
Dagangan dari
Kantor Pusat $      12.000
      Kantor Pusat          $12.000
(3) Pembelian inventaris
oleh cabang per kas, yang
harus dicatat dalam buku
kantor pusat
Inventaris cbg o.1    $3.000                     
      Cabang No.1           $3.000
Kantor Pusat $3.000
                Kas         $3.000
2-31 Okotober
(4) (a) Penjualan dengan
kredit
(b) Penagihan atas
piutang usaha

Piutang usaha $6.500
    Penjualan              $6.500
Kas                $3.500
    Piutang usah         $3.500
(5) Pembayaran beban

Gaji dan komisi
Tenaga penjualan     $400
Sewa                           200
Macam beban            150
     Kas                             $750
(6)Pengiriman uang dari
kantor pusat
Kas                  $2.000
      Cabang No.1     $2.000
Kantor Pusat     $2.000
    Kas                       $2.000
(7) Beban cabang yang
dikirmkan oleh kantor pusat:
(a) Asuransi aktiva
Cabang $35
(b) Penyusutan 50
inventaris
(c) Pajak atas 25
aktiva cabang
(d) iklan 300
(e) Bunga 6% 90
untuk satu
beban pada
Invetaris cabang
Sebesar $18.000
pada tanggal
1 Okotber
Cabang No.          1 500
   Asuransi dibayar             35
   Dimuka
   Akumulusasi
   Penyusutan invetaris       50
   Cabang No.1
   Hutan Pajak                     25
   iklan                               300
  
   Pendapat bunga
   Cabang No.1                 90






Asuransi                   $ 35
Penyusutan inventaris 50
Pajak                           25
Ilklan                         300
Beban bunga kantor
Pusat                           90
      Kantor Pusat              $ 500
(8)Ayat jurnal penyesuaian dan penutup data untuk penyesuain cabg:
Persediaan brg dgg 31/10 $8400
Cabng no.1    $1.650
    L/R cab.1              $1.650
L/R cab.1       $1.650
     Ikht L/R              $1.650
Pers.Brg dgg       $8400
     Ikhtsr R/L                $8400
Penjualan             $6500
     Ikhtsr R/L                 $6500
Ikhtsr R/L            $13.250
    Pengrmn.Brg dgg
    Dr pusat                  $12.000
    Gaji & kmisipnjual $   400
    Sewa                       $    200
    Mcm Bebn              $    150
    Asuransi                  $     35
    Penystn Invtrs         $     50
    Pajak                       $      25
    Iklan                        $    300
   Bbn bunga pusat       $      90
Ikhtsr R/L            $1.650
     Laba pusat              $1650

Penyusunan Perhitungan Rugi-Laba Cabang dan Kantor Pusat Perkiraan investasi cabang tercantum sebagai aktiva dalam neraca kantor pusat, neraca cabang dapat dilampirkan sebagaiskedul pendukung saldo perkiraan cabang. Laba masing-masing cabang dapat dicantumkan dalam perhitungan rugi-laba segera setelah hasil operasi kantor pusat dilaporkan sebagai berikut :
Laba bersih dari operasi sendiri …………       $6.140
Ditambah: Laba cabang :
         Laba bersih-cabang No.1 …………          6.150
Total laba ………………………………..        $7.790

3.      Penyusunan Laporan Keuangan Gabungan Kantor Pusat dan Kantor Cabang
Posisi keuangan perusahaan secara keseluruhan dapat disajikan sepenuhnya hanya apabila masing-masing pos aktiva dan kewajiban dari bermacam-macam cabang dinyatakan sebagai saldo investasi cabang dan digabungkan dengan pos-pos kantor pusat. Para pemegang saham, para kreditor dan kantor-kantor pajak membutuhkan perhitungan rugi-laba gabungan. Pihak ini biasanya tidak begitu memperhatikan atau bahkan sama sekali ridak tertarik akan status keuangan dan hasil operasi masing-masing departemen atau masing-masing cabang perusahaan.
            Dalam menyatukan data-data cabang dengan data-data kantor pusat, pos-pos berlawanan antar kantor tertentu perlu dieliminasi. Dalam menyusun neraca gabungan, perkiraan kantor pusat dan perkiraan kantor cabang dieliminasi karena perkiraan ini tidak berarti apa-apa apabila unit-unit yang bersangkutan titetepkan sebagai kesatuan tunggal. Setiap saldo piutang dan hutang usaha antar cabang lainnya, yang mungkin telah ditetapkan,juga tidak relevan dan tidak berarti apa-apa dalam menyatakan posisi keuangan perusahaan dan, dengan demikian, perlu dieliminasi. pada penyusutan perhitungan rugi-laba gabungan, perkiraan pengiriman barang dagang dari kantor pusat dan perkiraan pengiriman barang dagangan ke cabang di eliminasi (dihapuskan), karena saldo perkiraan ini mengikhtisarkan transaksi antar kantor yang tidak ada gunanya apabila kesatuan yang bersangkutan dilaporkan sebagai kesatuan tunggal. Pos-pos pendapatan dan beban antar kantor lainya juga di eliminasi, sehingga perhitungan rugi-laba gabungan dapat melaporkan hanya hasil dari transaksi perusahaan dengan pihak luar.
Penyediaan neraca lajur akan memudahkan eliminasipos-pos antar kantor dan penggabungan pos-pos yang sama. Neraca lajur untuk perusahaan contoh kita, southem supply company dan cabangnya ditunjukkan dibawah ini. Perhitungan rugi laba gabungan yang disusun dari neraca lajur ditunjukkan sebagai berikut :



Southern Supply Company
Neraca Lajur Untuk Neraca Gabungan
31 Oktober 1987

Eliminai


Debit
Kantor
Cabang
Debet
kredit
Neraca gabungan
Kas
$ 6.250
$ 3.750


$ 10.000
Piutang
18.000
3.000


21.000
Pers barang dagang
30.000
8.400


38.400
Asuransi dibayar dimuka
150



150
Cabang No.1
15.150


$15.150

Inventaris, kantor pusat
14.000



14.000
Inventaris, cabang No.1
3.000



3.000

$ 86.550
$ 16.150


$ 86.550
Kredit





Ak. Penyusutan inventaris kantor pusat
$ 9.100



$ 9.100
Ak. Penyusutan inventaris cabang No.1
50



50
Hutang usaha
23.300



23.300
Pajak yang terhutang
200



200
Kantor pusat

$ 15.150
$ 15.150


Modal saham
25.000



25.000
Laba yang ditahan
28.900



28.900
Total
$ 86.550
$ 15.150
$ 15.150
$15.150
$ 86.550




Southern Supply Company
Neraca Gabungan Untuk Kantor Pusat Dan Cabang
31 Oktober 1987
Aktiva
Kewajiban dan modal pemegang saham
Kas………………………………....$ 10.000
Piutang………………………………..21.000
Pers brg dagang……………………….38.400
Asuransi dibayar dimuka……………..     150
Inventaris…………………… $ 17.000
Dikurangi akumulasi penyusutan 9.150  
                                                                  7.850
Total aktiva………………………       $77.400
Kewajiban
Hutang Usaha……………………. $ 23.300
Pajak terutang…………………….         200
Total Kewajiban                              $ 23.500
Modal Pemegang Saham
Modal Saham................. $ 25.000
Laba ditahan……………   28.900     53.900
Total kewajiban dan
 modal pemegang saham                  $ 77.400

Southern Supply Company
Neraca Lajur Untuk Perhitungan Rugi-Laba Gabungan
 Untuk Bulan yang berakhir per 31 Oktober 1987

Kantor pusat
Cabang No.1
debet
kredit
Perhitungan Rugi-Laba Gabungan
Penjualan
$ 24.000
$ 6.500


$ 30.500
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan barang dagangan 1 oktober


$ 38.000





$ 38.000
Pembelian
   16.000



16.000
Pengiriman barang dagangan dari kantor pusat


$ 12.000


$ 12.000


$ 54.000



$ 54.000
Dikurangi Pengiriman Barang Dagangan ke cabang No.1

$ 12.000



$ 12.000


Barang dagangan yang tersedia untuk dijual

$ 42.000

$ 12.000



$ 54.000
Dikurangi persediaan barang dagangan, 31 oktober

  30.000

  8.400



   38.400
Harga pokok penjualan
$ 12.000
$ 3.600


$ 15.600
Laba kotor
$12.000
$ 2.900


$ 14.900
Beban :
Gaji dan komisi tenaga penjual
Sewa
Iklan
Penyusutan inventaris
Asuransi
Pajak
Macam-macam biaya
Total Beban

$ 1.900
   1.000
      800
      400
      250
      150
   1.450
$ 5.950

$  400
    200
    300
      50
      35
      25
     150
$ 1.160



$ 2.300
   1.200
   1.100
      450
      285
      175
   1.600
$ 7.110
Laba operasi
$ 6.050
$ 1.740


$ 7.790
Ditambah pendapatan bunga, cabang No. 1

    90


     90


Dikurangi biaya bunga, kantor pusat


    90


     90

Laba Bersih
$ 6.140
$ 1.650
$ 12.090
$ 12.090
$ 7.790








Southern Supply Company
Perhitungan Rugi-Laba Gabungan Untuk Kantor Pusat Dan Cabang
Untuk bulan yang berakhir per 31 Oktober 1987
Penjualan........................................................................................................             $ 30.000
Harga pokok penjualan :
            Persediaan barang dagangan, 1 oktober................................... $ 38.000
Pembelian..................................................................................    16.000
Barang dagangan yang tersedia untuk dijual............................ $ 54.000
Dikurangi persediaan barang dagangan, 31 oktober.................    38.000       $ 15.600
Laba kotor..........................................................................................             $ 14.900
Beban :
Gaji dan komisi tenaga penjual................................................. $ 2.300
Sewa.........................................................................................    1.200
Iklan..........................................................................................    1.100
Penyusutan inventaris...............................................................       450
Asuransi....................................................................................       285
Pajak.........................................................................................       175
Macam-macam biaya................................................................    1.600       $ 7.110
Laba bersih.....................................................................................................           $ 7.790






4.      Penyesuaian dari Perkiraan Silang (Adjustment Of Resiprocal Accounts)
Data-data yang harus dipertimbangkan dalam merekonsiliasi (mencocokan) dua perkiraan silang tersebut adalah:
1. Debet para perkiraan cabang yang tidak disertai dengan kredit yang sama pada perkiraan   kantor pusat.
2. Kredit pada perkiraan cabang tidak disertai dengan debet yang sama pada perkiraan kantor pusat.
3. Debet pada perkiraan kantor pusat tidak disertai dengan kredit yang sama pada perkiraan cabang
4. Kredit pada perkiraan kantor pusat tidak diikuti dengan debet yang sama pada perkiraan cabang
Untuk mengilustrasikan prosedur yang harus diikuti dalam merekonsiliasi perkiraan cabang dan kantor, asumsikan bahwa pada tanggal 31 Desember, yaitu akhir periode fiskal, tetapi sebelum penutupan perkiraan, perkiraan cabang dan kantor cabang dan kantor pusat terlihat sebagai berikut.
Dalam Buku Kantor Pusat
Cabang
30 Nop. Saldo ……………             $10.500
(1) 28 Des.Dikirim barang cabang
dagangan ke cabang                            3.000
17DesDiterima uang kas
     Dari cabang…………………..        $1.500
(2) 22 Des. Penagihan piutang
     usaha cabang………                             750












Dalam Buku Cabang
Kantor Pusat
15 Des. Dikirmkan uang kas
              ke kantor pusat                     $1.500
(3) 30 Des. Dikirimkan uang kas
            Ke kantor pusat ……                  500
30 Nop. Saldo ………………      $10.500
(4) 26 Des. Koreksi-Laba bersih
          yang ditetapkan terlalu rendah
           untuk tahun yang lalu                    200

Analisis perkiraan silang ini mengungkapkan hal-hal
sebagai berikut
1.      Debet pada perkiraan cabang tidak disertai dengan kredit yang sama pada perkiraan kantor pusat. Kantor pusat telah mendebet perkiraan Cabang dan mengkredit perkiraan pengiriman Barang Dagangan Ke Cabang Sebesar $3.000 untuk barang yang telah dikirimakan ke cabang pada akhir tahun, dan belum sampai kecabang pada tanggal 31 Desember, maka ayat jurnal dibawah ini dibutuhkan dalam buku cabang pada 31 Desember :
Pengiriman Barang Dagangan Dari Kantor
                         pusat-Dalam Perjalanan ……………….. $3.000
                                      Kantor Pusat ……………………………          $3.000
2.      Kredit pada perkiraan cabang tidak disertai dengan debet yang sama dalam perkiraan kantor pusat. Kantor pusat mendebet perkiraan kas dan mengkredit cabang sebesar $750 atas penagihan piutang usaha tetapi hal ini belum dicatat dalam perkiraan cabang , maka jurnal pada 31 Desember dalam buku cabang adalah
Kantor Pusat ……………………… $ 750
Piutang Usaha ………………… $750
3.      Debet pada perkiraan kantor pusat tidak disertai dengan kredit yang sama pada perikiraan cabang. Cabang telah mengkredit perkiraan Kantor Pusat pada waktu mengkoreksi perkiraan Sebesar laba bersih yang ditetapkan terlalu rendah untuk periode yang lalu, maka ayat jurnal pada buku kantor pusat 31 Desember adalah:
Kas Dalam Perjalanan ………………… $500
Cabang …………………………………….$500




4.      Kredit pada perkiraan kantor pusat tidak diikuti dengan debet yang sama pada perkiraan cabang. Cabang telah mengkredit perkiraan Kantor Pusat pada waktu mengoreksi perkiraan sebesar laba bersih yang tetapkan terlalu rendah untuk periode yang lalu, ayat jurnal yang dibutuhkan pada buku kantor pusat 31 Desember adalah:
Cabang …………………….. $ 200
Laba yang ditahan ……………… $200

Perkiraan Silang Dapat Dibuat Sebagai Berikut

Buku Kantor Pusat
Perkiraan cabang
Buku Cabang
Perkiraan kantor pusat
Saldo sebelum penyesuian …………………
$11.250
$8.700
Penyesuaian :
Penambahan:
Barang dagangan yang dikirim kecabang
Laba bersih yang ditetapkan terlalu rendah Cabang – tahun yang lalu……



         
200


3.000

$11.400
$11.700
Pengurangan :
Pengiriman uang kas ke kantor pusat
Pengihan piutang cabang oleh
     kantor pusat …………………………..

500



750
Saldo yang dikoreksi ………………………
$10.950
$10.950

5.      Pemindahan Kas antar Kantor Cabang
Asumsikan bahwa atas perintah dari kantor pusat, cabang No.1 mengirimkan uang kas sebesar 1.000 kecabang No.2. Ayat-ayat jurnal untuk mencatat pengiriman ini pada buku kantor pusat dan cabang adalah
Kantor Pusat
Cabang No.1
Cabang No.2
Cabang No.2 $ 1.000
Cabang No.1………. 1.000
Kantor Pusat $ 1.000
Kas………………….$ 1.000
Kas ……..$ 1.000
Kantor Pusat………$ 1.000

6.      Pengiriman Barang Dagangan Antar Cabang
Dalam kasus pengiriman barang dagangan antar cabang, timbul masalah khusus mengenai biaya pengiriman. Cabang layak dibebani dengan biaya pengangkutan atas barang yang diterimanya. Untuk menetapkan harga pokok persediaan barang dagangan pada akhir periode, biaya pengangkutan layak ditetapakan sebagai bagian dari harga pokok persediaan barang dagangan. Cabang tidak harus dibebani dengan biaya pengangkutan yang berlebihan apabila rute pengiriman yang tak langsung, menyebabkan biaya pengiriman yang jumlahnya besar.
Sebagai ilustrasi Co mengirimkan barang kecabang No.5, dengan dengan memfaktur cangan ini untuk barang itu sebesar $4.500 ditambah biaya pengangkutan yang
dikeluarkan sebesar $600. Pada tanggal berikutnya, kantor pusat memerintahkan cabang no.5 untuk mengirimkan barang ini kecabang no.8. Cabang no.5 membayar biaya pengangkutan atas pengiriman barang ini sebesar $450. Jika pengiriman dilakukan langsung oleh kantor pusat kecabang no.8, maka biaya pengangkutannya akan sebesar $650. Ayat jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat pengiriman barang dagangan antar cabang ini dalam buku kantor pusat, cabang no.5, dan cabang no.8 adalah.

BUKU KANTOR PUSAT
Transaksi
Ayat jurnal
Pengiriman semula barang dan pembebanan harga pokok barang serta biaya pengangkutan pada cabang No.5
Cabang No.5……………… $5.100
      Pengiriman Barang Dagangan
      Ke Cabang No.5………………     $4.500
     Kas………………………………… $ 600
Kantor pusat memerintahkan pengiriman barang dari cabang No.5 kecabang No.8, cabang No.8 dibebani dengan harga pokok barang dan biaya pengangkutan normal, cabang No.5 dikredit untuk beban semula ditambah biaya pengangkutan atas pengirirman barang kecabang No.8
Pengiriman Barang Dagangan
Ke Cabang No.5………..       $4.500
    Pengiriman Barang Dagangan
    Ke Cabang No.8………………     $4.500
Cabang No.8……………….  $5.150
Kelebihan Biaya pengangkutan
Atas Pengirman Barang
Dagangan Antar Cabang ……...  400
      Cabang No.5 …………………    $5.550
                  
Buku Cabang No.5
Transaksi
Ayat jurnal
Pengiriman semula barang dan pembebanan harga pokok barang serta biaya pengangkutan
Pengirman Barang Dagangan
Dari kantor pusat ……..       $4.500
Biaya Angkut Masuk………. 600
Kantor Pusat…………..      $5.100
Pengirman barang atas perintah kantor pusat, pembebanan pada kantor pusat unutk beban semula ditambah biaya pengangkutan atas pengirman terusan ke cabang No.8
Kantor Pusat ………………..$5.550
    Pengirman Barang Dagangan
    Dari Kantor Pusat………….       $4.500
    Biaya Angkut Masuk………         $ 600
    Kas…………………………            450

Buku Cabang No.8
Transaksi
Ayat jurnal
Pengiriman barang dari Cabang No.5, beban yang ditetapkan unutk harga pokok barang dan biaya pengangkutan normal
Pengirman Barang Dagangan
Dari Kantor Pusat………..         $4.500
         Biaya Angkut Masuk………..650
         Kantor Pusat……………...         $5.150

7.      Pembuatan Faktur Kepada Cabang Dengan Jumlah yang lain dari Harga Pokok
Pembuatan Faktur Dengan Angka Di Atas Harga Pokok, tujuanya adalah agar para pemimpin cabang tidak memperoleh informasi lengkap mengenai laba actual dari hasil operasi cabang
Asumsikan bahwa barang dengan harga pokok $10.000 dikirimkan oleh kantor pusat, dan cabang yang dimaksud difaktur untuk barang ini dengan angka 20% di atas harga pokok, atau sebesar 12.000, pengiriman ini dapat dicatat
Transaksi
Buku Kantor Pusat
Buku Cabang
Pengiriman barang dagangan ke cabang: Harga Pokok bagi kantor pusat…………...$10.000
Pemfakturan ke……$12.000
Cabang
Cabang No1…      $12000
   Pengiriman B.D.ke
   CabangNo.1……     $10.000
   Laba Persedian antar
   Perusahaan yang
   Tidak direalisasi        $ 2.000
Pengirman B.D Dari
Kantor Pusat       $12.000
KantorPusat………  $12.000
DAFTAR PUSTAKA
R.Drebin Allan, ADVANCED ACCOUNTING (Akuntansi Keuangan Lanjutan versi terjemahan). Jakarta : PT. Gelora Aksar Pratama, 2013.


1 comment: