MAKALAH
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN
“PENJUALAN KONSINYASI & HUBUNGAN KANTOR PUSAT DAN CABANG”
Oleh:
ADEKA DEWITA SARI 7133142001
AGUS IRWANTA TARIGAN 7133142003
CICI ANISYAH
7132142008
EVA MAIRIZA
7133142015
A REGULER PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015
A.
PENJUALAN KONSINYASI
1. PENGERTIAN
Penjualan
konsinyasi dalam pengertian sehari-hari dikenal dengan sebutan penjualan dengan
cara penitipan. Konsinyasi merupakan penyerahan fisik barang-barang oleh
pemilik kepada pihak lain, yang bertindak sebagai agen penjual dan biasanya
dibuatkan persetujuan mengenai hak yuridis atas barang-barang yang dijual oleh
pihak penjual. Pihak yang menyerahkan barang (pemilik) disebut consignor
(konsinyor) atau pengamanat sedang pihak yang menerima titipan barang disebut
consignee (konsinyi) atau komisioner.
Pihak
konsinyor menetapkan perjanjian mengenai penyerahan hak atas barang dan juga
hasil penjualan barang-barang konsinyasi. Konsinyi bertanggung jawab terhadap
barang-barang yang diserahkan kepadanya sampai barang-barang tersebut terjual
kepada pihak ketiga. Hak Konsinyi berhak memperoleh penggantian biaya dan
imbalan penjualan dan berhak menawarkan garansi atas barang tersebut. Kewajiban
Konsinyi harus melindungi barang konsinyasi, harus menjual barang konsinyasi,
harus memisahkan secara fisik barang konsinyasi dengan barang dagangan lainnya,
dan Mengirimkan laporan berkala mengenai kemajuan penjualan barang konsinyasi.
Penjualan
yang dilakukan secara konsinyasi, merupakan alternatif lain selain penjualan
regular, karena keberadaan penjualan konsinyasi yang berbeda dengan penjualan
regular, maka diperlukan akuntansi yang berbeda untuk penjualan konsinyasi
dengan penjualan regular, sehingga informasi yang disajikan dapat menggambarkan
keadaan yang sebenarnya dan tidak menimbulkan informasi yang menyesatkan.
Didalam
penjualan konsinyasi hubungan antara pihak konsinyor dan pihak konsinyi
menyangkut hubungan antara pihak pemilik dan agen penjual. Dari segi pengamanat
transaksi transaksi pengiriman barang-barang kepada konsinyi,
biasa disebut “barang-barang konsinyasi”. Sedangkan dari pihak komisioner untuk
mencatat transaksi yang berhubungan dengan barang-barang milik pengamanat yang
dititipkan kepadanya biasa disebut “barang-barang komisi”. Terhadap penyerahan
barang atas transaksi konsinyasi, pada umumnya disusun suatu kontrak atau
perjanjian tertulis yang menunjukkan sifat hubungan pihak yang menerima
barang-barang.
Terhadap hak pemilikan atas barang dalam transaksi
konsinyasi, perlakuan akuntansinya harus dibedakan
dari transaksi penjualan. Terdapat 4 hal karakteristik dari transaksi
konsinyasi yang merupakan perbedaan perlakuan akuntansinya dengan
transaksi penjualan,
yaitu:
a. Karena hak milik atas barang masih berada pada pengamanat, maka
barang konsinyasi
harus dilaporkan sebagai
persediaan oleh pengamanat dan t idak
boleh diperhitungkan
sebagai persediaan oleh pihak komisioner.
b. Pengiriman barang konsinyasi t idak mengakibatkan timbulnya pendapatan dan
tidak boleh dipakai
sebagai kriteria untuk mengakui timbulnya pendapatan, baik bagi
pengamanat maupun bagi
komisioner sampai dengan saat barang dapat dijual kepada
pihak ketiga.
c. Pihak pengamanat sebagai pemilik tetap bertanggung jawab sepenuhnya terhadap
semua biaya yang
berhubungan dengan barang konsinyasi sejak saat pengiriman sampai
dengan saat komisioner
berhasil menjualnya kepada pihak ketiga. Kecuali ditentukan lain
dalam perjanjian di
antara kedua belah pihak yang bersangkutan.
d. Komisioner dalam batas kemampuannya berkewajiban untuk menjaga keamanan dan
keselamatan
barang-barang komisi yang diterimanya itu. Oleh sebab itu administrasi yang
tertib harus
diselenggarakan hingga saat ia berhasil menjual barang tersebut.
Transaksi
dengan cara penjualan konsinyasi mempunyai keuntungan-keuntungan tertentu
dibandingkan dengan penjualan secara langsung barang-barang kepada perusahaan
pengecer atau kepada pedagang.
Adapun
keuntungan dengan penjualan konsinyasi bagi konsinyor:
1. Konsinyasi merupakan suatu cara untu lebih memperluas
pasaran yang dapat dijamin oleh seorang
produsen, pabrikan atau distributor, terutama apabila :
a. Barang-barang
yang bersangkutan baru diperkenalkan, permintaan produk tidak menentu dan belum
terkenal.
b. Penjualan
pada masa-masa yang lalu dengan melalui dealer tidak menguntungkan.
c. Harga
barang menjadi mahal dan membutuhkan investasi yang cukup besar bagi pihak
dealer apabila ia harus membeli barang-barang yang bersangkutan.
2. Resiko-resiko tertentu dapat dihindarkan pengamanat.
Barang-barang konsinyasi tidak ikut disita
apabila terjadi kebangkrutan pada diri komisioner sehingga resiko kerugian
dapat ditekan.
3. Harga barang yang
bersangkutan tetap dapat dikontrol oleh pengamanat, hal ini disebabkan
kepemilikan atas barang tersebut masih ditangan pengamanat sehingga harga masih
dapat dijangkau oleh konsumen.
4. Jumlah barang yang dijual
dan persediaan barang yang ada digudangkan mudah dikontrol sehingga resiko
kekurangan atau kelebihan barang dapat ditekan dan memudahkan untuk rencana
produksi.
Sedangkan bagi komisioner lebih menguntungkan dengan
cara penjualan konsinyasi karena alasan-alasan sebagai berikut :
1. Komisioner tidak dibebani
resiko menaggung kerugian bila gagal dalam penjualan barang- barang konsinyasi.
2. Komisioner tidak
mengeluarkan biaya operasi penjualan konsinyasi karena semua biaya akan
diganti/ditanggung oleh pengamanat.
3. Kebutuhan akan modal kerja
dapat dikurangi, sebab komisioner hanya berfungsi sebagai penerima dan penjual
barang konsinyasi untuk pengamanat.
4. Komisioner berhak mendapatkan komisi dari hasil
penjualan barang konsinyasi.
2. Hak dan Kewajiban yang berhubungan dengan Perjanjian Konsinyasi
Ketentuan perjanjian konsinyasi pada umumnya dinyatakan secara tertulis yang
menekankan sifat hubungan kerjsama antara kedua pihak, meliputi :
· Komisi
Penjualan
·
Syarat-syarat pembayaran dan penyerahan barang
·
Pengumpulan piutang dan tanggung jawab atas kerugian karena piutang tidak dapat
tertagih
·
Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh komisioner dalam rangka penerimaan,
penyimpangan dan penjualan barang,
penyelesaian kepada pengamanat
· Bentuk
serta jangka waktu (periode) laporan yang harus disajikan kepada pihak
pengamanat.
6
Ketentuan umum yang diatur oleh Undang-undang (hukum) yang berlaku
di
dalam dunia perdagangan, sbb:
a. Hak-hak Komisioner
1) Komisioner berhak untuk mendapatkan komisi dan penggantian
biaya yang
dikeluarkan untuk
menjual barang titipan tersebut, sesuai perjanjian. Komisi dan
biaya yang
mendapatkan penggantian biasanya dikurangkan langsung dari hasil
penjualan sebelum
penyelesaian keuangan dengan pengamanat dilaksanakan.
2) Dalam batas tertentu biasanya
komisioner diberikan hak untuk memberikan
jaminan terhadap
kualitas barang yang dijualnya.
3) Untuk menjamin pemasaran barang yang
bersangkutan komisioner berhak
memberikan
syarat-syarat pembayaran kepada langganan seperti yang berlaku
pada umumnya untuk
barang-barang yang sejenis, meskipun pengamanat dapat
mengadakan
pembatasan-pembatasan yang harus dinyatakan dalam perjanjian.
b. Kewajiban Komisioner
1) Melindungi keamanan dan keselamatan
barang-barang yang diterima dari pihak
pengamanat.
2) Mematuhi dan berusaha semaksimal
mungkin untuk menjual barang milik
pengamanat sesuai perjanjian. Komisioner harus menjual barang tersebut
dengan harga yang dinyatakan dalam perjanjian sedemikian rupa sehingga
tidak
merugikan kepentingan pengamanat. Demikian pula dengan syarat pembayaran
yang tidak diatur secara spesifik dam perjanjian.
3) Mengelola secara terpisah baik dari
segi pisik maupun administrasi terhadap
barang pengamanat,
sehingga identitas barang tersebut tetap dapat diketahui
setiap saat.
4) Membuat laporan secara periodik
tentang barang-barang yang diterima, berhasil
dijual dan yang
masih dalam persediaan serta mengadakan penyelesaian
keuangan sesuai
perjanjian.
3.
Masalah Akuntansi Bagi Komisioner
Prosedur akuntansi yang diikuti oleh komisioner
tergantung pada :
a.
Apakah transaksi konsinyasi dicatat secara terpisah sehingga pendapatan dan
laba dari konsinyasi ditentukan secara
terpisah dari laba (rugi) dari kegiatan penjualan reguler.
b.
Transaksi konsinyasi tidak dicatat secara terpisah dari transaksi penjualan
reguler dari perusahaan komisioner,
sehingga tidak dibedakan antara laba konsinyasi daengan laba (rugi) dari
penjualan reguler.
4.
Masalah Akuntansi Bagi Konsinyor/Pengamat
Prosedur akuntansi yang akan diikuti oleh pihak
pengamanat tergantung pada :
a.
Rekening-rekening pembukuan atas transaksi konsinyasi (Hasil Penjualan, Harga Pokok
Penjualan dan Biaya-biaya yang
bersangkutan) itu deselenggarakan; dalam hal ini terdapat 2 alternatif sbb:
1) Diselenggarakan terpisah dari transaksi penjualan
reguler.
2) Tidak diselenggarakan secara terpisah dari
transaksi penjualan reguler.
b.
Metode administrasi barang-barang dagangan; dalam hal ini juga terdapat 2
alternatif
sbb:
1) Metode Perpetual
2)
Metode Phisik
5. Metode
Pencatatan Penjualan Konsinyasi
Metode
pencatatan atas transaksi penjualan konsinyasi terdapat prosedur-prosedur
pembukuan tersendiri yang biasanya diikuti oleh pihak konsinyor. Pada
prinsipnya pendapatan dalam konsinyasi diakui pada saat penjualan terhadap
barang-barang konsinyasi dilakukan oleh konsinyi kepada pihak ketiga. Jika
konsinyor membutuhkan laporan penjualan dan untuk mengetahui laba atau rugi
penjualan barang-barang konsinyasi, maka pencatatannya harus diselenggarakan
terpisah dari transaksi penjualan reguler.
Dalam
metode administrasi barang-barang dagangan, terdapat dua alternatif, yaitu
metode perpetual dan phisik. Apabila transaksi konsinyasi dicatat terpisah dari
transaksi lain, maka metode apapun yang dipakai, pihak konsinyor harus
menyelenggarakan rekening “barang-barang konsinyasi”. Apabila transaksi
konsinyasi tidak dicatat terpisah dari transaksi lain, maka pengiriman
barang-barang konsinyasi dicatat dalam memorandum.
Untuk
setiap perjanjian dalam transaksi konsinyasi rekening barang-baranng yang
dititipkan pada konsinyi pada dasarnya adalah rekening barang-barang konsinyasi
yang merupakan persediaan bagi konsinyor. Apabila pihak konsinyor menghendaki
laba atas penjualan konsinyasi harus ditetapkan tersendiri, maka rekening
barang-barang konsinyasi untuk masing-masing konsinyi dibebani harga pokok
barang yang dikirimkan kepada konsinyi dan semua biaya yang berkaitan dengan
konsinyasi.
Jika penjualan telah dilakukan oleh
konsinyi maka rekening ini di kredit. Laba atau rugi atas penjualan konsinyasi
akhirnya dipindah bukukan dari perkiraan laba atau rugi konsinyasi keperkiraan
laba atau rugi konsinyasi keperkiraaan laba atau rugi biasa yang
mengikhtisarkan hasil netto dari semua aktifitas. Sedangkan apabila pihak
konsinyor menghendaki transaksi konsinyasi harus disatukan dengan transaksi
biasa lainnya dan laba atau rugi usaha juga harus dihitung menyatu, maka
pendapatan dan biaya penjualan konsinyasi dibukukan dalam perkiraan yang
mengikhtisarkan kegiatan usaha bersama.
I.
Pencatatan
Untuk Konsinyasi Yang Terselesaikan Dengan Tuntas (Komplit).
Apabila dalam suatu perjanjian konsinyasi
tersebut telah selesai pada saat pihak konsinyor akan menyusun laporan keuangan
diakhir periode aakuntansi maka prosedur pencatatan dan pos-pos jurnal harus
dibuat oleh konsinyor atas pengiriman barang-barang, penjualan barang-barang,
pembayaran biaya-biaya, dan penyelesaian keuangan, oleh pihak konsinyi kepada
konsinyor adalah sebagai berikut:
a. Pencatatan pada buku konsinyor jika
transaksi konsinyasi diselenggarakan terpisah dari transaksi penjualan biasa.
Dalam
metode ini transaksi-transaksi konsinyasi dipisahkan pencatatannya dari
transaksi reguler sehingga laba/pendapatan dari penjualan barang konsinyasi
pencatatannya juga dipisahkan. Untuk mengikuti aliran barang konsinyasi dibuat
rekening konsinyasi keluar yaitu rekening untuk menampung seluruh transaksi
yang terjadi pada barang konsinyasi.
1) Pengiriman
barang konsinyasi kepad konsinyi, akan dijurnal sebagai berikut :
Konsinyasi
Keluar – Pengiriman barang XXX
Persediaan barang XXX
2) Biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan transaksi
konsinyasi, akan dijurnaal sebagai berikut
:
Konsinyasi
Keluar -biaya Komisi XXX
Kas XXX
3)
Transaksi-transaksi pihak Konsinyi
Pihak Konsinyor tidak menyusun pos jurnal untuk
transaksi-transaksi pihak konsinyi, sampai ia menerima suatu laporan dari pihak
konsinyi. Transaksi tersebut antara lain :
Biaya pihak konsinyi yang ditetapkan dalam konsinyasi
Penjualan oleh pihak konsinyi
Pembebanan komisi oleh pihak konsinyi
4) Laporan penjualan konsinyasi oleh pihak konsinyi, yang
dicatat oleh pihak konsinyor dijurnal sebagi berikut :
Piutang
Komisioner XXX
Konsinyasi
Keluar-biaya komisi
XXX
Konsinyasi keluar-Penjualan XXX
5) Pengiriman uang
kas dari konsinyi, akan dijurnal sebagai berikut :
Kas
XXX
Konsinyasi Keluar-Penjualan XXX
6) Menutup
rekening pendapatan dan biaya
Konsinyasi
Keluar-Penjualan XXX
Konsinyasi Keluar-biaya komisi XXX
Laba konsinyasi
XXX
7) Memindahkan
saldo perkiraan pengiriman barang-barang konsinyasi ke laba-rugi
laba
konsinyasi XXX
Laba-Rugi XXX
Apabila
barang-barang konsinyasi yang dititipkan pada konsinyi dapat terjual seluruhnya
sampai akhir periode, maka pihak konsinyor melakukan penutupan buku terhadap
perkiraan nominal transaksi konsinyasi ke sebuah perkiraan laba dan rugi
konsinyasi. Saldo pada perkiraan laba dan rugi konsinyasi selanjutnya ditutup
pada perkiraan laba dan rugi umum. Saldo pada perkiraan laba dan rugi dari
penjualan konsinyasi yang akhirnya dipidahkan keperkiraan modal.
b.
Pencatatan pada buku konsinyor jika transaksi
konsinyasi tidak diselenggaraka
terpisah
dari transaksi penjualan biasa.
Apabila konsinyor dalam
mencatat penjualan konsinyasi mengunakan metode laba tak terpisah, maka semua
rasaksi konsinyasi pencatatannya tidak terpisahkan dengan pencatatan transaksi
penjualan reguler. Akibatnya dalam metode ini tidak akan timbul rekening baru
tunuk mencatat transaksi barang konsinyasi tersebut.
Transaksi
yang berhubungan dengan barang konsinyasi, akan dicatat seperti transaksi
penjualan biasa sehingga pada saat barang konsinyasi tersebut dijual kepada
pihak ketiga, perlu diadakan pencatatan harga pokok penjualan oleh konsinyor.
a) Pengiriman
barang-barang kepada konsinyi
“tidak
ada jurnal (hanya dalam memo)
b) Biaya konsinyor
yang ditetapkan pada konsinyi, meliputi biaya angkut, biaya pengepakan, akan
dijurnal :
Biaya-biaya XXX
Kas
XXX
c)
Transaksi-transaksi pihak konsinyi
Dalam hal transaksi-transaksi pada pihak konsinyi, pihak
konsinyor tidak menyusun jurnal sampai pihak konsinyor menerima laporan dari
pihak konsinyi. Transaksi yang terjadi pada konsinyi sehubungan dengan
aktifitas penjualan konsinyasi tersebut adalah :
Biaya pihak konsinyi yang ditetapkan pada konsinyasi
Penjualan oleh pihak konsinyasi
Pembebanan komisi oleh pihak konsinyi
d) Laporan
penjualan konsinyi oleh pihak konsinyi kepada konsinyor
Mencatat hasil penjualan :
Piutang
komisioner XXX
Biaya
promosi XXX
Biaya
komisi XXX
Penjualan konsinyasi XXX
e) Pengiriman uang
kas dari konsinyi
Kas XXX
Penjualan
XXX
Contoh:
Akuntansi untuk Konsinyasi yang telah selesai :
Pihak
Konsinyi (PT.Z) :
Transaksi
|
Laba
Terpisah
|
Laba
Disatukan
|
06/06/X0
:
Pengiriman
10 unit brg dengan harga pokok Rp. 50.000/unit.
|
Memo : diterimanya 10
unit barang
|
Memo : diterimanya 10
unit barang
|
06/06/X0:
Biaya
angkut ke konsinyi Rp. 60.000
|
||
06/06
s/d 20/07/X0 :
Biaya Angkut
konsinyi ke konsumen Rp. 25.000
|
Kons.Masuk-PT.X Rp.25
Kas Rp.
25
|
PT.
X Rp.25
Kas Rp. 25
|
06/06
s/d 20/07/X0 :
Penjualan
10 unit barang @ Rp. 85.000 dengan komisi 20%
|
Kas Rp. 850
Kons. Masuk-X Rp.850
|
Kas Rp.850
Penjualan Rp. 850
Pembelian Rp. 680
PT. X Rp. 680
|
20/07/X0
:
Komisi
penjualan (20% dari Rp. 850.000)
|
Kons.Masuk-X Rp.170
Kom.Penj.Kons.Rp.170
|
|
20/07/X0
:
Pengiriman
uang hasil penjualan ke konsinyor
|
Kons.Masuk-X
Rp.655
Kas Rp.655
|
PT.
X Rp. 655
Kas Rp. 655
|
Consignor
mencatat transaksi konsinyasi, dimana timbul akun
baru yaitu consignment out (barang
konsinyasi) untuk mencatat penjualan konsinyasi, harga pokok penjualan barang
konsinyasi, biaya yang berhubungan
dengan penjualan konsinyasi seperti ongkos angkut local dan antar daerah.
Pihak Konsinyor (PT. X) :
Transaksi
|
Laba Terpisah
|
Laba Disatukan
|
06/06/X0 :
Pengiriman 10 unit brg dengan harga pokok
Rp. 50.000/unit.
|
Kons.Kel-PT.Z Rp.500
Peng.kons. Rp.500
|
Memo :
dikirimkan 10
unit barang dng
HJ Rp. 85, kom.
20%
|
06/06/X0:
Biaya angkut ke konsinyi Rp. 60.000
|
Kons.Kel-PT.Z Rp. 60
Bi. Angkut Rp. 60
|
|
06/06 s/d 20/07/X0 :
Biaya Angkut konsinyi ke konsumen Rp. 25.000
|
||
06/06 s/d 20/07/X0 :
Penjualan 10 unit barang @ Rp. 85.000 dengan
komisi 20%
|
||
20/07/X0 :
Komisi penjualan (20% dari Rp. 850.000)
|
||
20/07/X0 :
Pengiriman uang hasil penjualan ke konsinyor
|
Kas Rp.655
Kons.Kel.-PT.ZRp.195
Kons.Kel-PT.Z Rp. 850
Kons.Kel-PT.Z Rp. 95
Laba Kons. Rp. 95
|
Kas Rp. 655
PengangkutanRp.
25
Komisi Rp. 170
P enjualan Rp. 850
|
II.
Pencatatan
Untuk Konsinyasi Yang Tidak Terselesaikan Dengan Tuntas (Tidak Komplit)
Apabila pihak konsinyor perlu menyusun
laporan keuangan pada akir periode akuntansi sedangkan jangka waktu perjanjian
konsinyasi masih berlangsung atau belum semuanya barang-barang konsinyasi
berhasil dijual oleh konsinyi. Maka diperlukan penyesuaian terhadap biaya-biaya
yang terkait pada sebagaian produk belum terjual. Masalah-masalah yang
timbulpun akan berbeda jika perjanjian penjualan konsinyasi belum terselesaikan
dengan tuntas sampai akhir periode akuntansi.
Adapun
pembahasannya adalah sebagai berikut :
a.
pencatatan
pada buku konsinyor jika transaksi konsinyasi diselenggarakan terpisah dari transaksi penjualan biasa.
Pada akhir periode keuangan konsinyor
membukukan laporan penjualan konsinyasi. Agar ia dapat membukukan laba atau
rugi atas penjualan barang-barang konsinyasi sampai tanggal tersebut. Metode
pencatatan terhadap transaksi konsinyasi dicatat dengan cara seperti dalam
perjanjian konsinyasi yang diselenggarakan dengan tuntas, hanya besarnya
penjualan konsinyasi dicatat sebesar jumlah barang-barang konsinyasi yang
terjual. Pencatatan biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh konsinyor maupun
konsinyi yang berkaitan dengan penjualan barang-barang konsinyasi harus
dialokasikan masing-masing pada barang-barng yang telah terjual maupun pada barang-barang
yang belum terjual.
Penyerahan
barang-barang kepada konsinyi yang semula dibukukan dengan mendebet perkiraan
konsinyasi keluar-pengiriman barang konsinyasi, pada saat penjualan dilakukan
saldo barang konsinyasi dikredit sebesar harga pokok barang-barang konsinyasi
yang dijual oleh konsinyi. Hal ini menyebabkan perkiraan barang-barang
konsinyasi masih mengandung saldo debet. Saldo debet ini menyatakan harga pokok
barang barang dan biaya-biaya lain-lain yang dibebankan pada barang konsinyasi
yang belum terjual. Saldo dalam perkiraan barang-barang konsinyasi dicantumkan
dalam neraca sebagai bagian dari persediaan akhir perusahaan.
b.
Pencatatan
pada buku konsinyor jika transaksi tidak diselenggarakan terpisah dari
transaksi penjualan biasa.
Apabila
transaksi konsinyasi pencatatannya tidak ditetapkan tersendiri atau disatukan
dengan transaksi penjualan biasa, maka pihak konsinyor membukukan terhadap
biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan hasil penjualan konsinyasi
kedalam buku-buku pihak konsinyor dengan mendebet perkiraan biaya-biaya yang
bersangkutan. Namun apabila barang-barang konsinyasi yang dititipkan pada
konsinyi belum terjual, maka biaya-biaya yang masih melekat pada barang-barang
konsinyasi yang belum terjual seluruhnya, maka biaya-biaya tersebut harus
ditangguhkan pembebanannya.
Jika
konsinyor menggunkan metode perpetual, maka penyerahan barang-barang kepada
konsinyi dicatat dalam memorandum. Apabila diterima laporan perhitungan
penjualan dari konsinyi, diperlukan sama seperti bila terjadi penjualan
reguler. Pos jurnal pada saat tutup buku disertai dengan pos jurnal yang
menagguhkan biaya-biaya yang berkaitan dengan produk yang belum terjual, yaitu
dengan mendebet perkiraan biaya yang ditangguhkan pembebanannya sebesar alokasi
biaya untuk barang yang belum terjual dan mengkredit perkiraan biaya-biaya yang
masih melekat pada produk yang belum terjual.
CONTOH:
Akuntansi
untuk Konsinyasi yang tidak selesai :
Pihak Konsinyi (PT.Z) :
Transaksi
|
Laba
Terpisah
|
Laba
Disatukan
|
06/06/X0
:
Pengiriman
10 unit brg dengan harga pokok Rp. 50.000/unit.
|
Memo : diterimanya 10
unit barang
|
Memo : diterimanya 10
unit barang
|
06/06/X0:
Biaya
angkut ke konsinyi Rp. 60.000
|
||
06/06
s/d 30/06/X0 :
Biaya Angkut konsinyi ke konsumen Rp. 25.000
|
Kons.Masuk-PT.X Rp.25
Kas Rp.
25
|
PT. X Rp.25
Kas Rp. 25
|
06/06
s/d 30/06/X0 :
Penjualan
6 unit barang @ Rp. 85.000 dengan komisi 20%
|
Kas Rp. 510
Kons. Masuk-X Rp.510
|
Kas Rp.510
Penjualan Rp. 510
Pembelian Rp. 408
PT. X Rp. 408
|
30/06/X0
:
Komisi
penjualan (20% dari Rp. 510.000)
|
Kons.Masuk-X Rp.102
Kom.Penj.Kons.Rp.102
|
|
30/06/X0
:
Pengiriman uang hasil penjualan ke konsinyor
|
Kons.Masuk-X
Rp.383
Kas Rp.383
|
PT.
X Rp. 383
Kas Rp. 383
|
Pihak Konsinyor (PT. X) :
Transaksi
|
Laba
Terpisah
|
Laba
Disatukan
|
06/06/X0
:
Pengiriman
10 unit brg dengan harga pokok Rp. 50.000/unit.
|
Kons.Kel-PT.Z
Rp.500
Peng.kons. Rp.500
|
Memo : dikirimkan 10
unit barang dng
HJ Rp. 85, kom.
20%
|
06/06/X0:
Biaya
angkut ke konsinyi Rp. 60.000
|
Kons.Kel-PT.Z
Rp. 60
Bi. Angkut Rp. 60
|
|
06/06
s/d 30/06/X0 :
Biaya
Angkut konsinyi ke konsumen Rp. 25.000
|
||
06/06
s/d 30/06/X0 :
Penjualan
6 unit barang @ Rp. 85.000 dengan komisi 20%
|
||
30/06/X0
:
Komisi
penjualan (20% dari Rp. 510.000)
|
||
30/06/X0
:
Pengiriman
uang hasil penjualan ke konsinyor
|
Kas Rp.383
Kons.Kel.-PT.ZRp.127
Kons.Kel-PT.Z Rp. 510
Kons.Kel-PT.Z
Rp. 57
Laba Kons. Rp.
57
|
Kas Rp. 383
PengangkutanRp. 15
Komisi Rp. 102
Brg.
Kons. Rp. 10
Penjualan Rp. 510
Brg.Kons. Rp. 224
L/R Rp.200
Bi. Angkut Rp. 24
|
Perhitungan Pembebanan Biaya :
Total
|
Bi. 6 Unit
|
Bi. 4 Unit
|
|
Biaya Konsinyor :
HPP
Konsinyasi
Angkutan ke konsinyi
Biaya Konsinyi :
Biaya angkut
Komisi
|
Rp. 500.000
Rp.
60.000
Rp.
25.000
Rp. 102.000
|
Rp. 300.000
Rp.
36.000
Rp.
15.000
Rp. 102.000
|
Rp. 200.000
Rp.
24.000
Rp.
10.000
|
Total :
|
Rp. 687.000
|
Rp. 453.000
|
Rp. 234.000
|
Perkiraan Rekening Konsinyasi Keluar PT. Z :
06/06 Pengiriman
06/06 Pengangkutan
30/06 Bi. angkut Rp. 25
Komisi Rp.102
30/06 Laba
|
Rp. 500.000
Rp.
60.000
Rp. 127.000
Rp.
57.000
|
30/06 penjualan 6 unit
30/06 HPP 4unit Rp.200
Angkutan Rp. 24
Bi.Angkut Rp. 10
|
Rp. 510.000
Rp. 234.000
|
Rp. 744.000
|
Rp. 744.000
|
||
01/07 Saldo HPP 4 unit
|
Rp. 234.000
|
B.
HUBUNGAN KANTOR PUSAT DAN CABANG
Hubungan Pusat-Cabang yaitu
hubungan antara kantor pusat (utama) dengan kantor
pengembangan/ perwakilan yang skala
usahanya lebih kecil dan merupakan bagian dari kantor pusat tersebar di daerah-daerah lain
Terdapat
perbedaan pengertian antara Cabang dan Agen :
KANTOR
CABANG
§ Struktur
organisasi dan kegiatan tidak terlepas dari kantor pusat. Sehingga kantor cabang bertanggungjawab penuh atas segala
aktivitasnya ke manajemen kantor pusat.
§ Kegiatan kantor cabang tidak terbatas pada usaha untuk
memperoleh pesanan saja tetapi juga usaha untuk memenuhi pesanan yang dpt
diambil dari persediaan sendiri maupun persediaan kantor pusat.
§ Investasi
kantor pusat ke cabang tidak hanya sebatas modal kerja saja tetapi semua
fasilitas yang dibutuhkan dalam mendirikan kantor cabang dan permulaan
operasinya kantor cabang
AGEN
§ Struktur
organisasi dan kegiatan terlepas dari kantor pusat atau berdiri sendiri. Oleh karena itu satu kantor agen dapat
mengageni beberapa perusahaan. Sehingga kantor agen tidak bertanggungjawab ke
kantor pusat tetapi bertanggungjawab
pengelola agen.
§ Kegiatan kantor agen tidak terbatas pada usaha untuk
memperoleh pesanan dan calon pembeli saja. Dengan demikian agen hanya sebagai
fungsi pemasarnya saja.
§ Investasi
kantor pusat ke agen hanya sebatas modal kerja saja.
OPERASI AGEN PENJUAL
Agen penjual semata – mata beroperasi hanya sebagai
organisasi penjual lokal di bawah pengawasan langsung kantor pusat, pada dasarnya
tidak menyelengarakan persedian. Agen penjual biasanya diberi dana kerja yang
digunakan untuk membayar biaya yang dapat dibayar dengan mudah melalui agen
penjual. Pesanan untuk barang dagangan yang diperoleh agen penjual dikirimkan
kekantor pusan untuk disetujui, jika harga jual dan syarat kredit dapa
diterima, maka kantor pusat mengisi pesanan ini dan mengirimkan barangnya
kepada pelanggan bersangkutan. Kantor pusat dapat mengembang tanggung jawab
untuk memelihara piutang usaha yang timbul dari penjualan, untuk memfaktur
pelanggan, dan untuk melakukan penagihan. Beban operasi angen pejual lainya
selain beban operasi yang dibayar oleh agen penjual dari dana kerjanya dipenuhi
oleh kantor pusat.
1.
AKUNTANSI
UNTUK AGEN PEJUAL
Agen penjual tidak membutuhkan penyelengaraan seperangkat
buku yang lengkap. Biasanya agen pejual sudah cukup dengan menyelengarakan ikhitisar
penerimaan dan pengeluaran dan kerja serta catan pejualan agen. Dalam
menggunakan sistem imperst kantor pusat menulis sebuah cek kepada agen penjual
sebesar dana kerja yang dicatat dalam buku kantor pusat dengan mendebet
perkiraan dana kerja agen penjual dan mengkredit perkiraan kas. Jika dana itu
sudah menipis dan juga pada tiap akhir periode fiskal dengan meminta pengisi kembali
dana kerja dengan disertai laporan pengeluaran pos per pos dan otentik serta
voucher yang dibayar. Kantor pusat mendebet perkiraan atau beban atau perkiraan
lainya, dan mengkredit Kas.
CONTOH:
Asumsikan
bahwa pada tanggal 1 Maret, General Traders Inc membentuk sb=ebuah agen penjual
di Toledo. Pendapatan dan beban agen penual ini dicatat dalam perkiraan
tersendiri untuk agen penjual ini, dan hasil operasi agen penjual serta kantor
pusat di tetapkan pada tiap akhir bulan.Transaksi agen penjual untuk bulan
maret dan ayat jurnalnya dalam buku kantor pusat sbb:
Transksi
Agen pejual
|
Buku
Kantor Pusat
|
1
Maret
penerimaan
dane kerja dari kantor pusat
|
Dana
kerja-Agen Penjual Toledo 1000
Kas
1000
|
1-31
Maret
pesanan
yang dikirimkan oleh agen pejual yang
disetujui dan diisi
oleh kantor pusat.
|
Piutang
Usaha ………………. 5.000
Piutang Penj A.P Toledo……. 5.000
|
Penagihan oleh kantor
pusat terhadap agen pejual
|
Kas
……………………. 3.000
Piutang Usaha …………….. 3.000
|
Pengeluaran
kas oleh kantor pusat untuk
kepentingan agen
pejual
|
Gaji
dan Komisi A.P.Toledo 250
Sewa
A.P.Toledo………… 200
Bahan-bahan iklan A.P.Toledo 450
|
31
Maret
Pengisian
kembali dana kerja oleh kantor pusat,
berdasarkan
pembayaran voucher beban yang
dikirimkan oleh agen
penjual
|
Gaji
dan Komisi A.P.Toledo 350
Macam-macam
biaya A.P.Toledo 200
Kas……………………………… 550
|
Ayat-ayat
jurnal yang mengikhtisarkan trasaksi agen
pejual
Data
unutuk penyesuaian agen pejual harga
pokok
barang yang ditetapkan pada pejualan oleh
agen
pejual 3.500. Bahan iklan yang ada mendekati
2/3 yang diterima.
|
Harga
Pokok Penjualan A.P
Toledo
5.500
Pengirman Barang Dagangan
A.P Toledo……………… 3.500
Pemakian bahan iklan A.P
Toledo…………………... 150
Bahan iklan A.P.Toledo 150
Penjualan
A.P.Toledo….. 5.500
Laba dan Rugi A.P.Toledo 5.500
Laba
dan Rugi A.P.Toledo…. 4.650
Harga Pokok Penjualan A.P
Toledo…………………… 3.500
Gaji dan Komisi A.P.Toledo 600
Sewa A.P.Toledo 200
Pemakian Bahan Iklan A.P
Toledo…………………… 150
Macam-macam biaya A.P
Toledo…………………… 200
Laba dan Rugi A.P.Toledo…….. 350
Ikhtisar Rugi Laba……….. 350
|
Harga pokok barang yang dijual oleh agen pejual
dicatat dengan mendebet perkiraan harga pokok Penjual – Agen Penjulan dan mengkredit
perkiraan pengiriman barang barang dagangan dikurangkan dari jumlah persediaan
awal dan pembelian kantor pusat. Setelah ayat jurnal penyesuain disusun, maka
perkiraan pendapatan dan beban agen penjual ditutup pada perkiraan Ikhtisar
rugilaba agen penjual dan kemudian dipindahkan ke perkiraan rugi laba umum,
dimana laba atau rugi kegiatan kantor pusat juga akan diikhtisarkan.
OPERASI CABANG
Kantor
pusat melengkapi cabang dengan uang kas, barang dagangan, dan aktiva lainya
yang mungkin, kantor cabang dapat membeli barang dagangannya dari pihak luar
dalam memenuhi
kebutuhan
lokal tertentu, untuk barang yang tidak tersedia dari unit afiliasi. Cabang
mengirimkan barang dagangan, memfaktur pelangganya, dan melakukan penagihan
atas piutang usaha, dan jumlah yang didepositokan ke rekening banknya sendiri
yang digunakan unuk pembelian barang dan jasa.
2.
AKUNTANSI
UNTUK CABANG
Sistem akutansi untuk cabang dapat menetapkan:
1.
Penyelenggaraan catatan cabang di kantor pusat
2.
Penyelenggaraan catatan cabang baik dicabang maupun di kantor pusat
3.
Penyelenggaraan catatan cabang di cabang sendiri
Penyeleggaraan Catatan Cabang di
Cabang Sendiri
Sistem akuntansi cabang diselenggarakan dicabang itu
sendiri. Cabang menyelengarakan buku pencatatan asli dan membukukanya dalam catatan
buku besar. Laporan keuangan yang disusun secara berkala dan dikirimkan ke
kantor pusat. Laporan keuangan yang dikirimkan oleh cabang biasanya diperiksa
oleh internal perusahaan.
Ilustrasi:
Sebagai ilustrasi akuntansi bagi operasi cabang,
bahw pada tanggal 1 Oktober Southem Supply Company of Los Angeles membuka
cabang pertamanya di San Diego. Cabang harus menyelenggarakan buku tersendiri
dan harus mengirimkan laporan keuangan ke kantor pusat pada tiap akhir bulan.
Barang dagangan harus difaktur dengan harga pokok. Invetaris cabang harus
dimasukan kekantor pusat dalam buku kantor pusat. Cabang harus dibebani bunga
6% diatas investasi kantor pusat dicabang ini pada awal tahun. Ayat jurnal
dapat buku kantor pusat dan cabang diperlihatkan sebagai berikut:
Transaksi
Kantor Pusat
|
Buku
Kantor Pusat
|
Buku
Cabang
|
1 Oktober
(1) Penerimaan
uang kas
dari
kantor pusat
|
Cabang
No.1…..$6.000
Kas………….. $6.000
|
Kas ………….
$$6.000
Kantor Pusat $6.000
|
(2) Penerimaan
barang
dagangan dari
kantor pusat
yang difakutr
dengan harga
Pokok
|
Cabang No.1….. $12.000
Pengiriman barang
Dagangan ke cabang
No.1 $12.000
|
Pengiriman
barang
Dagangan dari
Kantor Pusat $ 12.000
Kantor Pusat $12.000
|
(3) Pembelian
inventaris
oleh cabang
per kas, yang
harus dicatat
dalam buku
kantor
pusat
|
Inventaris cbg
o.1 $3.000
Cabang No.1 $3.000
|
Kantor Pusat
$3.000
Kas $3.000
|
2-31 Okotober
(4) (a)
Penjualan dengan
kredit
(b) Penagihan
atas
piutang
usaha
|
Piutang usaha
$6.500
Penjualan $6.500
Kas $3.500
Piutang usah $3.500
|
|
(5)
Pembayaran beban
|
Gaji dan
komisi
Tenaga
penjualan $400
Sewa 200
Macam beban 150
Kas $750
|
|
(6)Pengiriman
uang dari
kantor
pusat
|
Kas $2.000
Cabang No.1 $2.000
|
Kantor Pusat $2.000
Kas $2.000
|
(7) Beban
cabang yang
dikirmkan oleh
kantor pusat:
(a) Asuransi
aktiva
Cabang $35
(b) Penyusutan
50
inventaris
(c) Pajak atas
25
aktiva cabang
(d) iklan 300
(e) Bunga 6%
90
untuk satu
beban pada
Invetaris
cabang
Sebesar $18.000
pada tanggal
1
Okotber
|
Cabang No. 1 500
Asuransi dibayar 35
Dimuka
Akumulusasi
Penyusutan invetaris 50
Cabang No.1
Hutan Pajak 25
iklan 300
Pendapat bunga
Cabang No.1 90
|
Asuransi $ 35
Penyusutan
inventaris 50
Pajak 25
Ilklan 300
Beban bunga
kantor
Pusat 90
Kantor Pusat $ 500
|
(8)Ayat jurnal
penyesuaian dan penutup data untuk penyesuain cabg:
Persediaan brg
dgg 31/10 $8400
|
Cabng
no.1 $1.650
L/R cab.1 $1.650
L/R cab.1 $1.650
Ikht L/R $1.650
|
Pers.Brg
dgg $8400
Ikhtsr R/L $8400
Penjualan $6500
Ikhtsr R/L $6500
Ikhtsr
R/L $13.250
Pengrmn.Brg dgg
Dr pusat $12.000
Gaji & kmisipnjual $ 400
Sewa $ 200
Mcm Bebn $ 150
Asuransi $ 35
Penystn Invtrs $
50
Pajak $ 25
Iklan $ 300
Bbn bunga pusat $
90
Ikhtsr
R/L $1.650
Laba pusat $1650
|
Penyusunan Perhitungan Rugi-Laba Cabang dan Kantor
Pusat Perkiraan investasi cabang tercantum sebagai aktiva dalam neraca kantor
pusat, neraca cabang dapat dilampirkan sebagaiskedul pendukung saldo perkiraan cabang.
Laba masing-masing cabang dapat dicantumkan dalam perhitungan rugi-laba segera
setelah hasil operasi kantor pusat dilaporkan sebagai berikut :
Laba
bersih dari operasi sendiri ………… $6.140
Ditambah:
Laba cabang :
Laba bersih-cabang No.1 ………… 6.150
Total
laba ……………………………….. $7.790
3.
Penyusunan
Laporan Keuangan Gabungan Kantor Pusat dan Kantor Cabang
Posisi
keuangan perusahaan secara keseluruhan dapat disajikan sepenuhnya hanya apabila
masing-masing pos aktiva dan kewajiban dari bermacam-macam cabang dinyatakan
sebagai saldo investasi cabang dan digabungkan dengan pos-pos kantor pusat.
Para pemegang saham, para kreditor dan kantor-kantor pajak membutuhkan
perhitungan rugi-laba gabungan. Pihak ini biasanya tidak begitu memperhatikan
atau bahkan sama sekali ridak tertarik akan status keuangan dan hasil operasi
masing-masing departemen atau masing-masing cabang perusahaan.
Dalam menyatukan data-data cabang dengan data-data kantor pusat, pos-pos berlawanan antar kantor tertentu perlu dieliminasi. Dalam menyusun neraca gabungan, perkiraan kantor pusat dan perkiraan kantor cabang dieliminasi karena perkiraan ini tidak berarti apa-apa apabila unit-unit yang bersangkutan titetepkan sebagai kesatuan tunggal. Setiap saldo piutang dan hutang usaha antar cabang lainnya, yang mungkin telah ditetapkan,juga tidak relevan dan tidak berarti apa-apa dalam menyatakan posisi keuangan perusahaan dan, dengan demikian, perlu dieliminasi. pada penyusutan perhitungan rugi-laba gabungan, perkiraan pengiriman barang dagang dari kantor pusat dan perkiraan pengiriman barang dagangan ke cabang di eliminasi (dihapuskan), karena saldo perkiraan ini mengikhtisarkan transaksi antar kantor yang tidak ada gunanya apabila kesatuan yang bersangkutan dilaporkan sebagai kesatuan tunggal. Pos-pos pendapatan dan beban antar kantor lainya juga di eliminasi, sehingga perhitungan rugi-laba gabungan dapat melaporkan hanya hasil dari transaksi perusahaan dengan pihak luar.
Dalam menyatukan data-data cabang dengan data-data kantor pusat, pos-pos berlawanan antar kantor tertentu perlu dieliminasi. Dalam menyusun neraca gabungan, perkiraan kantor pusat dan perkiraan kantor cabang dieliminasi karena perkiraan ini tidak berarti apa-apa apabila unit-unit yang bersangkutan titetepkan sebagai kesatuan tunggal. Setiap saldo piutang dan hutang usaha antar cabang lainnya, yang mungkin telah ditetapkan,juga tidak relevan dan tidak berarti apa-apa dalam menyatakan posisi keuangan perusahaan dan, dengan demikian, perlu dieliminasi. pada penyusutan perhitungan rugi-laba gabungan, perkiraan pengiriman barang dagang dari kantor pusat dan perkiraan pengiriman barang dagangan ke cabang di eliminasi (dihapuskan), karena saldo perkiraan ini mengikhtisarkan transaksi antar kantor yang tidak ada gunanya apabila kesatuan yang bersangkutan dilaporkan sebagai kesatuan tunggal. Pos-pos pendapatan dan beban antar kantor lainya juga di eliminasi, sehingga perhitungan rugi-laba gabungan dapat melaporkan hanya hasil dari transaksi perusahaan dengan pihak luar.
Penyediaan
neraca lajur akan memudahkan eliminasipos-pos antar kantor dan penggabungan
pos-pos yang sama. Neraca lajur untuk perusahaan contoh kita, southem supply
company dan cabangnya ditunjukkan dibawah ini. Perhitungan rugi laba gabungan
yang disusun dari neraca lajur ditunjukkan sebagai berikut :
Southern
Supply Company
Neraca Lajur Untuk Neraca Gabungan
31 Oktober 1987
Neraca Lajur Untuk Neraca Gabungan
31 Oktober 1987
Eliminai
|
||||||
Debit
|
Kantor
|
Cabang
|
Debet
|
kredit
|
Neraca
gabungan
|
|
Kas
|
$
6.250
|
$
3.750
|
$
10.000
|
|||
Piutang
|
18.000
|
3.000
|
21.000
|
|||
Pers
barang dagang
|
30.000
|
8.400
|
38.400
|
|||
Asuransi
dibayar dimuka
|
150
|
150
|
||||
Cabang
No.1
|
15.150
|
$15.150
|
||||
Inventaris,
kantor pusat
|
14.000
|
14.000
|
||||
Inventaris,
cabang No.1
|
3.000
|
3.000
|
||||
$ 86.550
|
$ 16.150
|
$ 86.550
|
||||
Kredit
|
||||||
Ak.
Penyusutan inventaris kantor pusat
|
$
9.100
|
$
9.100
|
||||
Ak.
Penyusutan inventaris cabang No.1
|
50
|
50
|
||||
Hutang
usaha
|
23.300
|
23.300
|
||||
Pajak
yang terhutang
|
200
|
200
|
||||
Kantor
pusat
|
$
15.150
|
$
15.150
|
||||
Modal
saham
|
25.000
|
25.000
|
||||
Laba
yang ditahan
|
28.900
|
28.900
|
||||
Total
|
$
86.550
|
$
15.150
|
$
15.150
|
$15.150
|
$
86.550
|
|
Southern
Supply Company
Neraca Gabungan Untuk Kantor Pusat Dan Cabang
31 Oktober 1987
Neraca Gabungan Untuk Kantor Pusat Dan Cabang
31 Oktober 1987
Aktiva
|
Kewajiban dan modal pemegang
saham
|
Kas………………………………....$
10.000
Piutang………………………………..21.000
Pers
brg dagang……………………….38.400
Asuransi
dibayar dimuka…………….. 150
Inventaris……………………
$ 17.000
Dikurangi
akumulasi penyusutan 9.150
7.850
Total
aktiva……………………… $77.400
|
Kewajiban
Hutang
Usaha……………………. $ 23.300
Pajak
terutang……………………. 200
Total
Kewajiban
$ 23.500
Modal
Pemegang Saham
Modal
Saham................. $ 25.000
Laba
ditahan…………… 28.900 53.900
Total
kewajiban dan
modal pemegang saham $ 77.400
|
Southern
Supply Company
Neraca Lajur Untuk Perhitungan Rugi-Laba Gabungan
Untuk Bulan yang berakhir per 31 Oktober 1987
Neraca Lajur Untuk Perhitungan Rugi-Laba Gabungan
Untuk Bulan yang berakhir per 31 Oktober 1987
Kantor pusat
|
Cabang No.1
|
debet
|
kredit
|
Perhitungan Rugi-Laba Gabungan
|
|
Penjualan
|
$
24.000
|
$
6.500
|
$
30.500
|
||
Harga
Pokok Penjualan :
Persediaan
barang dagangan 1 oktober
|
$
38.000
|
$
38.000
|
|||
Pembelian
|
16.000
|
16.000
|
|||
Pengiriman
barang dagangan dari kantor pusat
|
$
12.000
|
$
12.000
|
|||
$
54.000
|
$
54.000
|
||||
Dikurangi
Pengiriman Barang Dagangan ke cabang No.1
|
$
12.000
|
$
12.000
|
|||
Barang
dagangan yang tersedia untuk dijual
|
$
42.000
|
$
12.000
|
$
54.000
|
||
Dikurangi
persediaan barang dagangan, 31 oktober
|
30.000
|
8.400
|
38.400
|
||
Harga
pokok penjualan
|
$
12.000
|
$
3.600
|
$
15.600
|
||
Laba
kotor
|
$12.000
|
$
2.900
|
$
14.900
|
||
Beban
:
Gaji
dan komisi tenaga penjual
Sewa
Iklan
Penyusutan
inventaris
Asuransi
Pajak
Macam-macam
biaya
Total
Beban
|
$
1.900
1.000
800
400
250
150
1.450
$
5.950
|
$ 400
200
300
50
35
25
150
$
1.160
|
$
2.300
1.200
1.100
450
285
175
1.600
$
7.110
|
||
Laba
operasi
|
$
6.050
|
$
1.740
|
$
7.790
|
||
Ditambah
pendapatan bunga, cabang No. 1
|
90
|
90
|
|||
Dikurangi
biaya bunga, kantor pusat
|
90
|
90
|
|||
Laba
Bersih
|
$ 6.140
|
$ 1.650
|
$ 12.090
|
$ 12.090
|
$ 7.790
|
Perhitungan Rugi-Laba Gabungan Untuk Kantor Pusat Dan Cabang
Untuk bulan yang berakhir per 31 Oktober 1987
Penjualan........................................................................................................ $ 30.000
Harga
pokok penjualan :
Persediaan barang dagangan, 1
oktober................................... $
38.000
Pembelian.................................................................................. 16.000
Barang
dagangan yang tersedia untuk dijual............................ $
54.000
Dikurangi
persediaan barang dagangan, 31 oktober................. 38.000 $
15.600
Laba
kotor.......................................................................................... $
14.900
Beban
:
Gaji
dan komisi tenaga penjual................................................. $
2.300
Sewa......................................................................................... 1.200
Iklan.......................................................................................... 1.100
Penyusutan
inventaris............................................................... 450
Asuransi.................................................................................... 285
Pajak......................................................................................... 175
Macam-macam
biaya................................................................ 1.600 $ 7.110
Laba
bersih..................................................................................................... $ 7.790
4.
Penyesuaian
dari Perkiraan Silang (Adjustment Of Resiprocal Accounts)
Data-data yang harus dipertimbangkan dalam
merekonsiliasi (mencocokan) dua perkiraan silang tersebut adalah:
1.
Debet para perkiraan cabang yang tidak disertai dengan kredit yang sama pada
perkiraan kantor pusat.
2.
Kredit pada perkiraan cabang tidak disertai dengan debet yang sama pada
perkiraan kantor pusat.
3.
Debet pada perkiraan kantor pusat tidak disertai dengan kredit yang sama pada
perkiraan cabang
4.
Kredit pada perkiraan kantor pusat tidak diikuti dengan debet yang sama pada
perkiraan cabang
Untuk mengilustrasikan prosedur yang harus diikuti
dalam merekonsiliasi perkiraan cabang dan kantor, asumsikan bahwa pada tanggal
31 Desember, yaitu akhir periode fiskal, tetapi sebelum penutupan perkiraan,
perkiraan cabang dan kantor cabang dan kantor pusat terlihat sebagai berikut.
Dalam
Buku Kantor Pusat
Cabang
30 Nop. Saldo
…………… $10.500
(1) 28
Des.Dikirim barang cabang
dagangan
ke cabang 3.000
|
17DesDiterima
uang kas
Dari cabang………………….. $1.500
(2) 22 Des.
Penagihan piutang
usaha cabang……… 750
|
Dalam
Buku Cabang
Kantor
Pusat
15 Des.
Dikirmkan uang kas
ke kantor pusat $1.500
(3) 30 Des.
Dikirimkan uang kas
Ke kantor pusat …… 500
|
30
Nop. Saldo ……………… $10.500
(4) 26 Des.
Koreksi-Laba bersih
yang ditetapkan terlalu rendah
untuk tahun yang lalu 200
|
Analisis
perkiraan silang ini mengungkapkan hal-hal
sebagai
berikut
1.
Debet pada perkiraan cabang tidak
disertai dengan kredit yang sama pada perkiraan kantor pusat. Kantor pusat telah
mendebet perkiraan Cabang dan mengkredit perkiraan pengiriman Barang Dagangan
Ke Cabang Sebesar $3.000 untuk barang yang telah dikirimakan ke cabang pada
akhir tahun, dan belum sampai kecabang pada tanggal 31 Desember, maka ayat
jurnal dibawah ini dibutuhkan dalam buku cabang pada 31 Desember :
Pengiriman
Barang Dagangan Dari Kantor
pusat-Dalam Perjalanan ……………….. $3.000
Kantor
Pusat …………………………… $3.000
2.
Kredit pada perkiraan cabang tidak
disertai dengan debet yang sama dalam perkiraan kantor pusat. Kantor pusat
mendebet perkiraan kas dan mengkredit cabang sebesar $750 atas penagihan
piutang usaha tetapi hal ini belum dicatat dalam perkiraan cabang , maka jurnal
pada 31 Desember dalam buku cabang adalah
Kantor
Pusat ……………………… $ 750
Piutang
Usaha ………………… $750
3.
Debet pada perkiraan kantor pusat
tidak disertai dengan kredit yang sama pada perikiraan cabang. Cabang telah
mengkredit perkiraan Kantor Pusat pada waktu mengkoreksi perkiraan Sebesar laba
bersih yang ditetapkan terlalu rendah untuk periode yang lalu, maka ayat jurnal
pada buku kantor pusat 31 Desember adalah:
Kas
Dalam Perjalanan ………………… $500
Cabang
…………………………………….$500
4.
Kredit pada perkiraan kantor pusat
tidak diikuti dengan debet yang sama pada perkiraan cabang. Cabang telah mengkredit
perkiraan Kantor Pusat pada waktu mengoreksi perkiraan sebesar laba bersih yang
tetapkan terlalu rendah untuk periode yang lalu, ayat jurnal yang dibutuhkan
pada buku kantor pusat 31 Desember adalah:
Cabang
…………………….. $ 200
Laba
yang ditahan ……………… $200
Perkiraan Silang Dapat Dibuat
Sebagai Berikut
Buku
Kantor Pusat
Perkiraan
cabang
|
Buku
Cabang
Perkiraan
kantor pusat
|
|
Saldo
sebelum penyesuian …………………
|
$11.250
|
$8.700
|
Penyesuaian :
Penambahan:
Barang
dagangan yang dikirim kecabang
Laba bersih
yang ditetapkan terlalu rendah Cabang – tahun yang lalu……
|
200
|
3.000
|
$11.400
|
$11.700
|
|
Pengurangan :
Pengiriman
uang kas ke kantor pusat
Pengihan
piutang cabang oleh
kantor pusat …………………………..
|
500
|
750
|
Saldo
yang dikoreksi ………………………
|
$10.950
|
$10.950
|
5.
Pemindahan
Kas antar Kantor Cabang
Asumsikan bahwa atas perintah dari kantor pusat,
cabang No.1 mengirimkan uang kas sebesar 1.000 kecabang No.2. Ayat-ayat jurnal
untuk mencatat pengiriman ini pada buku kantor pusat dan cabang adalah
Kantor
Pusat
|
Cabang
No.1
|
Cabang
No.2
|
Cabang
No.2 $ 1.000
Cabang
No.1………. 1.000
|
Kantor
Pusat $ 1.000
Kas………………….$
1.000
|
Kas
……..$ 1.000
Kantor
Pusat………$ 1.000
|
6.
Pengiriman
Barang Dagangan Antar Cabang
Dalam kasus pengiriman barang dagangan antar cabang,
timbul masalah khusus mengenai biaya pengiriman. Cabang layak dibebani dengan
biaya pengangkutan atas barang yang diterimanya. Untuk menetapkan harga pokok
persediaan barang dagangan pada akhir periode, biaya pengangkutan layak
ditetapakan sebagai bagian dari harga pokok persediaan barang dagangan. Cabang
tidak harus dibebani dengan biaya pengangkutan yang berlebihan apabila rute
pengiriman yang tak langsung, menyebabkan biaya pengiriman yang jumlahnya
besar.
Sebagai ilustrasi Co mengirimkan barang kecabang
No.5, dengan dengan memfaktur cangan ini untuk barang itu sebesar $4.500
ditambah biaya pengangkutan yang
dikeluarkan
sebesar $600. Pada tanggal berikutnya, kantor pusat memerintahkan cabang no.5
untuk mengirimkan barang ini kecabang no.8. Cabang no.5 membayar biaya
pengangkutan atas pengiriman barang ini sebesar $450. Jika pengiriman dilakukan
langsung oleh kantor pusat kecabang no.8, maka biaya pengangkutannya akan
sebesar $650. Ayat jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat pengiriman barang
dagangan antar cabang ini dalam buku kantor pusat, cabang no.5, dan cabang no.8
adalah.
BUKU
KANTOR PUSAT
Transaksi
|
Ayat
jurnal
|
Pengiriman
semula barang dan pembebanan harga pokok barang serta biaya pengangkutan pada
cabang No.5
|
Cabang
No.5……………… $5.100
Pengiriman Barang Dagangan
Ke Cabang No.5……………… $4.500
Kas………………………………… $ 600
|
Kantor pusat
memerintahkan pengiriman barang dari cabang No.5 kecabang No.8, cabang No.8
dibebani dengan harga pokok barang dan biaya pengangkutan normal, cabang No.5
dikredit untuk beban semula ditambah biaya pengangkutan atas pengirirman barang
kecabang No.8
|
Pengiriman
Barang Dagangan
Ke Cabang
No.5……….. $4.500
Pengiriman Barang Dagangan
Ke Cabang No.8……………… $4.500
Cabang
No.8………………. $5.150
Kelebihan
Biaya pengangkutan
Atas Pengirman
Barang
Dagangan Antar
Cabang ……... 400
Cabang No.5 ………………… $5.550
|
Buku Cabang No.5
Transaksi
|
Ayat jurnal
|
Pengiriman
semula barang dan pembebanan harga pokok barang serta biaya pengangkutan
|
Pengirman
Barang Dagangan
Dari kantor
pusat …….. $4.500
Biaya Angkut
Masuk………. 600
Kantor Pusat………….. $5.100
|
Pengirman
barang atas perintah kantor pusat, pembebanan pada kantor pusat unutk beban
semula ditambah biaya pengangkutan atas pengirman terusan ke cabang No.8
|
Kantor Pusat
………………..$5.550
Pengirman Barang Dagangan
Dari Kantor Pusat…………. $4.500
Biaya Angkut Masuk……… $ 600
Kas………………………… 450
|
Buku Cabang No.8
Transaksi
|
Ayat jurnal
|
Pengiriman
barang dari Cabang No.5, beban yang ditetapkan unutk harga pokok barang dan
biaya pengangkutan normal
|
Pengirman
Barang Dagangan
Dari Kantor
Pusat……….. $4.500
Biaya Angkut Masuk………..650
Kantor Pusat……………... $5.150
|
7.
Pembuatan
Faktur Kepada Cabang Dengan Jumlah yang lain dari Harga Pokok
Pembuatan Faktur Dengan Angka Di Atas Harga Pokok,
tujuanya adalah agar para pemimpin cabang tidak memperoleh informasi lengkap
mengenai laba actual dari hasil operasi cabang
Asumsikan bahwa barang dengan harga pokok $10.000
dikirimkan oleh kantor pusat, dan cabang yang dimaksud difaktur untuk barang
ini dengan angka 20% di atas harga pokok, atau sebesar 12.000, pengiriman ini
dapat dicatat
Transaksi
|
Buku
Kantor Pusat
|
Buku
Cabang
|
Pengiriman
barang dagangan ke cabang: Harga Pokok bagi kantor pusat…………...$10.000
Pemfakturan
ke……$12.000
Cabang
|
Cabang
No1… $12000
Pengiriman B.D.ke
CabangNo.1…… $10.000
Laba Persedian antar
Perusahaan yang
Tidak direalisasi $ 2.000
|
Pengirman
B.D Dari
Kantor
Pusat $12.000
KantorPusat……… $12.000
|
DAFTAR
PUSTAKA
R.Drebin
Allan, ADVANCED ACCOUNTING (Akuntansi
Keuangan Lanjutan versi terjemahan). Jakarta : PT. Gelora Aksar Pratama,
2013.

Jadi harus Kecabang mana agar tahu yang menyelenggarakan nya
ReplyDelete